Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) atau simpanan nasabah perbankan pada Mei 2023 mencapai Rp7.765,7 triliun, tumbuh 6,9 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Berdasarkan laporan Uang Beredar Mei 2023 dari BI, penghimpunan DPK pada Mei 2023 itu melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 7 persen yoy. Pelambatan itu didorong oleh lesunya simpanan nasabah korporasi.
Pada Mei 2023, DPK nasabah korporasi memang tumbuh 11,3 persen yoy, tetapi melambat jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 11,9 persen yoy. Berbeda dengan simpanan nasabah perorangan yang tumbuh 3,5 persen yoy lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya hanya tumbuh 2,8 persen yoy.
Berdasarkan jenisnya, simpanan giro tumbuh melambat sebesar 10 persen yoy dibandingkan bulan sebelumnya 14,8 persen. Berbeda dengan jenis simpanan lainnya yang tumbuh lebih tinggi pada Mei 2023, seperti tabungan yang tumbuh 2,9 persen dan simpanan berjangka yang tumbuh 8,2 persen.
Sementara itu, kredit perbankan pada Mei 2023 tumbuh 9,39 persen yoy menjadi Rp6.561,2 triliun. Kredit pada Mei 2023 itu mulai melaju kencang setelah April 2023 hanya tumbuh 8,1 persen.
Meski begitu, BI mencatat kondisi likuiditas perbankan tetap terkendali. "Likuiditas perbankan tetap longgar sehingga berkontribusi positif mendorong kredit atau pembiayaan dan menjaga stabilitas sistem keuangan," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada beberapa waktu lalu.
Likuiditas perbankan itu tetap pada kondisi yang longgar, terlihat dari rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) di level 27,52 persen per Mei 2023.
Likuiditas perekonomian juga memadai tecermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) per Mei 2023 masing-masing tumbuh sebesar 3,4 persen yoy dan 6,1 persen yoy.
Selain itu, BI mengumumkan hasil stress test sektor perbankan menunjukan ketahanan perbankan yang kuat. "Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi dengan KSSK [Komite Stabilitas Sistem Keuangan] dalam memitigasi berbagai risiko ekonomi domestik dan global yang dapat mengganggu ketahanan sistem keuangan," kata Perry.
Dari sisi permodalan, kondisi bank pun tercatat kuat. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan mencapai 25,54 persen per April 2023. Risiko kredit pun ada pada level yang terkendali, tecermin dari rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) bruto di level 2,53 persen dan NPL nett di level 0,78 persen per April 2023.