Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan terdapat dua perusahaan financial technology peer-to-peer (fintech P2P) lending alias pinjaman online (pinjol) yang akan melangsungkan penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO) pada 2023.
Hal itu diungkapkan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK Bulan Juni 2023 secara virtual, Selasa (4/7/2023).
“Saat ini ada dua perusahaan yang dalam pipeline IPO terkait dengan P2P lending dan dari dua calon emiten tersebut, yang satu belum bisa kita jelaskan secara detail karena belum pra-efektif,” ungkap Inarno.
Inarno menjelaskan satu fintech adalah PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk. dengan sandi saham AKSL. Induk usaha fintech PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran) itu sudah mengantongi pra-efektif per 27 Juni 2023.
Sementara untuk nama kedua, OJK belum dapat memberi penjelasan lebih lanjut karena belum mendapatkan pernyataan pra-efektif.
Meski demikian dia menyebutkan total nilai emisi yang diajukan akan berada di rentang Rp300 miliar-Rp360 miliar. Namun, jumlah itu tergantung dari nilai penawaran awal (bookbuilding).
Baca Juga
Sementara itu, AKSL berencana menggunakan dana IPO sebesar Rp36,5 miliar untuk mengakuisisi hingga 99 persen saham PT Pratama Interdana Finance (PIF) yang juga merupakan perusahaan pembiayaan alias multifinance.
Adapun, sekitar Rp200 miliar akan digunakan untuk meningkatkan modal kerja dari PT Pratama Interdana Finance. Sementara sisanya akan digunakan untuk kegiatan bisnis utama dan pengembangan bisnis AKSL.