Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jadi Penarik Minat Investor Asing, Begini Kondisi NIM Perbankan RI

Kondisi margin bunga bersih atau NIM menjadi salah satu faktor yang membuat investor asing tertarik mengakuisisi bank-bank di Indonesia.
Ilustrasi bank. /Freepik
Ilustrasi bank. /Freepik

Margin Bunga Bersih (NIM) Bank Besar

Seiring dengan hal itu, sejumlah industri perbankan hingga Mei 2023 memang terpantau mencatatkan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) mengalami penghijauan.

Sebut saja PT Bank Mandiri (persero) Tbk. (BMRI) yang membukukan pendapatan bunga bersih tumbuh dobel digit mencapai 12 persen secara tahunan ke level Rp28,89 triliun.

Adapun, per kuartal I/2023 lalu BMRI sendiri mencetak margin bunga bersih sebesar 5,11 persen, meningkat 10 bps dari posisi pada periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 5,01 persen.

Terbaru, Wakil Direktur Utama Alexandra Askandar menuturkan Bank Mandiri telah menetapkan panduan pertumbuhan rasio NIM dapat dijaga pada level 5,6 persen hingga kuartal IV/2023.

"NIM juga kami harapkan bisa meningkat di kisaran 5,3 persen hingga 5,6 persen. Di samping itu kami berusaha untuk menjaga cost of credit di kisaran 1,3 persen hingga 1,5 persen," jelas Alexandra.

Kemudian, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) terpantau membukukan pendapatan bunga per Mei 2023 sebesar Rp33,37 triliun. Adapun, pendapatan bunga bersih yang dibukukan Rp29 triliun.

Angka tersebut berhasil tumbuh yang terbesar 25 persen secara yoy dan tumbuh paling signifikan dibandingkan dengan big four bank lainnya. Sementara, pada kuartal I/2023 BBCA membukukan NIM tumbuh 67 bps menjadi 5,59 persen dari 4,92 persen pada kuartal I/2022.

Selanjutnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mencetak NII tumbuh 4 persen secara yoy ke level Rp16,98 triliun dari posisi sebelumnya Rp16,26 triliun. Per Maret 2023 BBNI diketahui membukukan rasio NIM di level 4,67 persen. Angka itu naik 16 bps dari 4,51 persen pada Maret 2022.

Sedikit berbeda, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) justru membukukan pendapatan bunga bersih turun tipis 2 persen secara yoy menjadi Rp43,45 triliun dari posisi sebelumnya Rp44,39 triliun.

Koreksi pendapatan bunga yang terjadi di BRI didorong oleh meroketnya beban bunga mencapai 78 persen secara yoy menjadi Rp14,43 triliun dari Rp8,09 triliun.

Menyiasati hal itu, tahun ini BRI berkomitmen untuk mempercepat raupan dana murahnya. Bank pun menyiapkan sejumlah strategi guna memperbesar porsi dana murah mereka terhadap DPK.

Direktur Konsumer BRI Handayani mengatakan sejauh ini bank selalu melakukan pengelolaan pendanaan secara optimal. "Cara kita menumbuhkan CASA mulai dari basis transaksi kita tingkatkan. Kita juga memastikan penguasaan value chain dari mulai mikro hingga korporasi di ekosistem BRI," ujar Handayani.

Adapun pada kuartal I/2023, BRI diketahui mencatatkan rasio NIM parkir di level 6,67 persen, posisinya turun 18 bps dari 6,85 persen pada periode yang sama pada tahun sebelumnya. 

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper