Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat atau Bank Nagari membukukan laba bersih Rp255,32 miliar pada semester I/2023. Jumlah ini tumbuh 14,41 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp223,16 miliar.
Berdasarkan publikasi di Harian Bisnis Indonesia pada Rabu (26/7/2023), laba bersih bank didorong oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar Rp908,68 miliar pada semester I/2023, naik 1,67 persen yoy. Pendapatan lainnya juga naik 10,88 persen yoy menjadi Rp87,11 miliar per Juni 2023.
Lalu, Bank Nagari mencatatkan penyusutan beban kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) 35,31 persen yoy menjadi Rp45,6 miliar pada Juni 2023, dari Rp70,5 miliar pada Juni 2022. Beban operasional lainnya juga turun 3,46 persen yoy menjadi Rp598,35 miliar.
Dengan begitu, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) pun turun 75 basis poin (bps) ke level 79,04 persen pada Juni 2023. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
Rasio profitabilitas BCA juga membaik. Rasio imbal balik ekuitas (return on equity/ROE) naik 127 bps menjadi 14,94 persen. Lalu, rasio imbal balik aset (return on asset/ROA) bank naik 12 bps menjadi 2,13 persen.
Dari sisi intermediasi, Bank Nagari telah menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah Rp23,31 triliun dalam enam bulan pertama 2023, naik 7,76 persen yoy. Aset bank pun naik 7,37 persen yoy menjadi Rp31,3 triliun pada Juni 2023.
Baca Juga
Bank juga berhasil menjaga kualitas asetnya. Rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross Bank Nagari turun dari 2,42 persen pada Juni 2022 menjadi 2,19 persen pada Juni 2023. Lalu, NPL nett turun dari 0,57 persen pada Juni 2022 menjadi 0,29 persen pada Juni 2023.
Dari sisi pendanaan, bank telah meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp25,81 trilliun pada paruh pertama 2023, naik 7,22 persen yoy. Akan tetapi, dana murah atau current account savings account (CASA) bank turun 12,38 persen yoy menjadi Rp10,77 triliun.