Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) meraup laba bersih sebesar Rp732,1 miliar pada semester I/2025. Jumlah ini meningkat 28,56% secara tahunan (year on year/YoY) dari Rp569,46 miliar pada 2023.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan di Bisnis Indonesia edisi Jumat (27/5/2025), besaran laba tersebut ditopang oleh pendapatan bunga bersih sebesar Rp2,35 triliun, naik 2,48% YoY.
Pendapatan komisi perseroan juga tumbuh 14,94% YoY menjadi Rp169,32 miliar, sementara beban pencadangan alias impairment berkurang 37,09% menjadi Rp260,94 miliar.
Terkait fungsi intermediasi, Bank Jateng telah menyalurkan total kredit dan pembiayaan syariah senilai Rp63,46 triliun pada paruh pertama tahun ini, tumbuh 2,92% YoY dari Rp61,66 triliun.
Realisasi tersebut mendorong pertumbuhan aset Bank Jateng sebesar 9,39% YoY, dari sebelumnya sebesar Rp86,52 triliun menjadi Rp94,64 triliun pada semester I/2025.
Terkait kualitas aset, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross membaik dari 3,92% menjadi 3,72%, sementara NPL net bergerak dari 0,24% menjadi 0,27%.
Baca Juga
Dari sisi simpanan, dana pihak ketiga (DPK) Bank Jateng tercatat sebesar Rp77,36 triliun pada semester I/2025, tumbuh 8,1% YoY dari Rp71,56 triliun pada semester I/2024.
Deposito tercatat bertumbuh tinggi 22,9% YoY menjadi Rp38,61 triliun, sementara dana murah alias current account saving account (CASA) menurun 3,54% menjadi Rp38,75 triliun.
Sementara rasio kinerja lainnya, margin bunga bersih (net interest income) Bank Jateng tercatat menurun tipis dari 5,49% menjadi 5,26% pada semester I/2025.
Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) membaik dari 80,97% menjadi 77,8%. Profitabilitas Bank Jateng juga meningkat seiring imbal aset (ROA) yang naik dari 1,70% menjadi 2,03%, serta imbal ekuitas (ROE) yang meningkat dari 12,23% ke level 15,05%.