Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) menyampaikan hingga saat ini perusahaan menguasai market share pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR) mencapai 55 persen.
Sekretaris Perusahaan Askrindo Cahyo Hari Purwanto mengatakan tiket size KUR yang dimiliki Askrindo mencapai Rp50 juta. Hingga saat ini, perusahaan berada di nomor dua dari perusahaan asuransi secara aset. Dari sisi kinerja, Cahyo menuturkan laba perusahaan tergerus pada tahun lalu.
“Laba kami tahun lalu ada sedikit penurunan, tapi tata kelola selalu kami coba untuk perbaiki,” kata Cahyo saat berkunjung ke Wisma Bisnis Indonesia Jakarta, Kamis (10/8/2023).
Sepanjang 2022, Askrindo membukukan laba setelah pajak senilai Rp557,89 miliar. Dari sana, pendapatan underwriting yang diraih perusahaan naik 0,03 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp5,8 triliun.
Adapun pada tiga bulan pertama 2023, Askrindo membukukan pendapatan underwriting senilai Rp1,62 triliun. Posisi itu meningkat 104,35 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari periode yang sama tahun lalu Rp791,68 miliar.
Total beban usaha yang ditanggung menyusut 3,23 persen yoy dari Rp176,6 miliar menjadi Rp170,9 miliar.
Baca Juga
Sepanjang tahun berjalan, Askrindo mencatat peningkatan terhadap total aset menjadi Rp26,36 triliun per 31 Maret 2023 atau meningkat 8,55 persen ytd dari Rp24,28 triliun pada 31 Desember 2022.
Lalu, total liabilitas yang ditanggung perusahaan naik 16,23 persen ytd menjadi Rp14,58 triliun, sedangkan total ekuitas menjadi Rp11,77 triliun atau naik tipis 0,34 persen ytd.
Pada tiga bulan pertama 2023, rasio kesehatan keuangan Askrindo yang dilihat dari rasio pencapaian solvabilitas (risk-based capital/RBC) berada di level 474,85 persen. Sementara itu, rasio kecukupan investasi (RKI) sebesar 164 persen.