Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) berencana akan memperluas porsi bisnis non kredit usaha rakyat (KUR) sebagai rencana jangka panjang perusahaan.
Sekretaris Perusahaan Askrindo Cahyo Hari Purwanto mengatakan saat ini mayoritas bisnis Askrindo menyasar pada segmen KUR dengan porsi mencapai 70 persen.
“70 persen bisnis kami banyak yang di KUR. Makanya porsi ke depan, kami ingin porsi yang non-program diperbesar,” kata Cahyo saat ditemui di Wisma Bisnis Indonesia Jakarta, Kamis (10/8/2023).
Cahyo menjelaskan bisnis non-program yang dimaksud adalah menyasar lini bisnis asuransi umum, seperti surety, asuransi kredit menengah, hingga asuransi kredit kecil. Selain itu, Askrindo juga akan menyasar segmen bisnis yang belum tergarap untuk memperluas bisnis non-program perusahaan.
“Caranya dengan memperkuat bisnis non-program secara realisasi, pipeline, dan risiko mitigasi di underwriting,” imbuhnya.
Beranjak ke sisi kinerja, Askrindo membukukan laba setelah pajak senilai Rp557,89 miliar menutup tahun buku 2022. Dari sana, pendapatan underwriting yang diraih perusahaan naik 0,03 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp5,8 triliun.
Baca Juga
Adapun pada kuartal I/2023, Askrindo membukukan pendapatan underwriting senilai Rp1,62 triliun. Posisi itu meningkat 104,35 persen secara tahunan dari periode yang sama tahun lalu Rp791,68 miliar.
Sementara itu, total beban usaha yang ditanggung menyusut 3,23 persen yoy dari Rp176,6 miliar dari 31 Maret 2022 menjadi Rp170,9 miliar per 31 Maret 2023.
Sepanjang tahun berjalan, Askrindo mencatat peningkatan terhadap total aset menjadi Rp26,36 triliun per 31 Maret 2023 atau meningkat 8,55 persen ytd dari Rp24,28 triliun pada 31 Desember 2022. Total liabilitas yang ditanggung Askrindo naik 16,23 persen ytd menjadi Rp14,58 triliun, sedangkan total ekuitas menjadi Rp11,77 triliun atau naik tipis 0,34 persen ytd.
Pada tiga bulan pertama 2023, rasio kesehatan keuangan Askrindo yang dilihat dari rasio pencapaian solvabilitas (risk-based capital/RBC) berada di level 474,85 persen. Rasio RBC perusahaan membaik dari periode yang sama tahun lalu berada di level 449,85 persen. Sementara itu, rasio kecukupan investasi (RKI) sebesar 164 persen.
“Sampai di pertengahan ini kami ada sedikit tantangan di sana-sini, tetapi kami yakin bisa tercapai [target] di akhir tahun,” tutup Cahyo.