Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Seabank Indonesia (SeaBank) mencetak laba bersih Rp34,81 miliar pada semester I/2023. Capaian ini naik 482,90 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp5,97 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Bisnis pada Minggu (13/8/2023), peningkatan laba milik anak perusahaan Sea Ltd, ini didorong oleh sejumlah faktor, salah satunya peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 139,04 persen yoy menjadi Rp3,01 miliar pada Juni 2023 dari Rp1,26 miliar pada Juni 2022.
Sepanjang paruh pertama 2023, kinerja pendapatan bunga SeaBank naik 118,40 persen yoy menjadi Rp3,67 miliar.
Bank digital besutan induk Shopee tersebut mendapatkan tambahan pendapatan dari pendapatan berbasis komisi (fee based income) yang tumbuh 49,46 persen menjadi Rp44,58 miliar dari yang sebelumnya Rp29,83 miliar.
Pendapatan lainnya pun ikut tumbuh secara signifikan sebesar 751,72 persen dari yang sebelumnya Rp18,80 miliar pada semester I/2022 kini menjadi Rp160,16 miliar.
Disusul dengan adanya penurunan nilai aset keuangan atau impairment yang susut 211,59 persen menjadi Rp2,58 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu Rp829,43 miliar.
Baca Juga
Dari sini, laba operasional SeaBank pada Juni 2023 tercatat Rp41,43 miliar, sedangkan pada semester I/2022 senilai Rp5,89 miliar.
Setelah dipotong taksiran pajak tahun berjalan dan mendapat pendapatan pajak tangguhan yang masing-masing sebesar Rp165,67 miliar dan Rp155,52 miliar, hasilnya SeaBank membukukan laba bersih tahun berjalan Rp34,81 miliar hingga akhir Juni 2023.
Kinerja bottom line pun mengalami penghijauan, di mana hal ini tercermin dari rasio penting perusahaan. Tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) naik 21 basis poin (bps) menjadi 0,28 persen. Kemudian tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) tumbuh lebih kencang, yakni 85 bps menjadi 1,33 persen.
Bila dilihat dari sisi efisiensi, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) turun tipis dari 99,66 persen menjadi 98,93 persen.
Hal tersebut diikuti pula dengan rasio biaya terhadap pendapatan atau cost to income ratio (CIR) yang ditekan hingga 1.782 persen bps menjadi 18,39 persen.
SeaBank juga berhasil meningkatkan efisiensinya dengan menjaga margin bunga bersih (net interest margin/NIM) naik 335 bps menjadi 10,07 persen.
Dari fungsi intermediasi, Seabank menyalurkan kredit senilai Rp14,53 triliun, naik 4,16 persen yoy. Dengan demikian mendorong aset perseroan tumbuh 47,79 persen yoy menjadi Rp30,83 triliun.
Pertumbuhan kredit bank tercatat pun diikuti dengan peningkatan kualitas aset. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross turun 8 bps menjadi 2,09 persen sekaligus NPL net turun 9 bps menjadi 0,13 persen.
Bergeser ke laporan liabilitas perusahaan, SeaBank meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp23,87 triliun, naik 41,01 persen yoy. Pertumbuhan dana murah atau current account savings account (CASA) Seabank pun naik tipis 1,37 persen menjadi Rp15,65 trilun pada semester I/2023 dibanding periode sebelumnya, yakni Rp15,44 triliun pada semester I/2022