Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan teknologi keuangan berbasis asuransi atau startup insurtech Fuse menyebutkan akan mengarahkan bisnis untuk mengejar laba di tengah kondisi seri pendanaan yang relatif lebih ketat atau dikenal dengan tech winter.
Founder & CEO Fuse Andy Yeung mengatakan pihaknya telah mengeksplorasi sumber pemasukan baru, meningkatkan unit economic, serta pengurangan biaya di setiap aspek sejak tahun lalu.
“Tujuannya agar kami bisa sustainable dan menjaga stabilitas bahkan selama masa sulit seperti ini,” kata Andy kepada Bisnis, Senin (14/8/2023).
Andy menilai sebagian besar pemain insurtech fokus pada skalabilitas daripada sustainability dalam beberapa tahun terakhir. Strategi ini ditempuh karena memiliki anggaran yang melimpah dari putaran pendanaan. Namun menurutnya, ketika tech winter datang sudah waktunya untuk fokus kembali pada profitabilitas dan sustainability.
Andy mengatakan secara umum asuransi masih belum menjadi salah satu top-of-mind bagi konsumen, ini artinya penetrasi asuransi perlu ditingkatkan. Hal tersebut menjadi salah satu faktor lamanya proses mencapai profitabilitas.
Secara bersamaan, perusahaan insurtech harus mendefinisikan ulang cara baru untuk menjalankan bisnis asuransi. Analoginya, lanjut Andy, pemain insurtech perlu bersiap untuk lari marathon daripada fokus pada lari cepat.
Baca Juga
Kendati demikian, Andy yakin bahwa industri asuransi dan insurtech akan terus berkembang meskipun banyak tantangan yang dihadapi.
“Kami melihat pertumbuhan luar biasa dalam bisnis kami dalam beberapa tahun terakhir dengan memanfaatkan teknologi, berfokus pada pengalaman pengguna, dan berkolaborasi dengan stakeholder untuk bersama-sama membentuk jalur positif bagi insurtech di Indonesia,” katanya.
Selain itu, Fuse juga mengaku terus memantau dengan cermat semua tren di pasar asuransi. Pihaknya juga akan secara aktif menjajaki peluang untuk memberikan solusi asuransi inovatif untuk kebutuhan nasabah yang terus berkembang.
Pada 2022, Fuse membukukan pendapatan premi bruto atau GWP sebesar lebih dari Rp3 triliun. Nilai tersebut naik dua lipat atau tumbuh 100 persen dibandingkan pada 2021 yakni Rp1,5 triliun. Pada 2022, Fuse juga menerbitkan lebih dari 150 juta polis asuransi.
Polis ini berasal dari wilayah kerja Fuse yang meliputi Batam, Pekanbaru, Balikpapan, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Denpasar, Bali, Bekasi, Palembang, Padang, Semarang, Medan, Solo, Bandar Lampung, Makassar, Malang, Samarinda, Ho Chi Minh, Vietnam, Chengdu, China, Shenzhen, China.
Sejauh ini, FUSE telah mendapatkan total pendanaan Seri B sebesar lebih dari US$50 juta atau sekitar Rp760 miliar (kurs Rp15.200 per US$1). Fuse didukung oleh investor PT Saratoga Investama Sedaya, GGV Capital, EV Growth dan eWTP.