Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Moody's Pangkas Peringkat Bank-Bank AS, OJK hingga LPS Jelaskan Efeknya ke RI

Moody’s memangkas peringkat 10 bank kecil hingga menengah AS satu tingkat. OJK hingga LPS pun memberikan penjelasan mengenai efeknya ke perbankan RI.
Monitor menampilkan nama Moodys Corp./ Bloomberg - Michael Nagle
Monitor menampilkan nama Moodys Corp./ Bloomberg - Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah bank di Amerika Serikat (AS) tertekan seiring dengan turunnya peringkat berdasarkan lembaga pemeringkat Moody's. Namun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga Bank Indonesia (BI) memastikan tak ada dampak dari turunnya peringkat Moody’s bank-bank AS itu bagi industri perbankan di Indonesia. 

Sebagaimana diketahui, Moody’s memangkas peringkat 10 bank kecil hingga menengah AS satu tingkat. Moody’s juga sedang memantau 6 bank raksasa AS, yang berpotensi turun peringkat. Perubahan ini seiring penurunan keyakinan lembaga pemeringkat asal AS itu atas kondisi bank yang ratingnya dipangkas. 

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan berdasarkan pengamatan otoritas, kondisi perbankan di Indonesia masih meyakinkan. Kondisinya berbeda dengan bank-bank di AS. Alhasil, dampak turunnya peringkat Moody's bank-bank di AS pun minim ke bank-bank Indonesia.

"Kalau dari kacamata kami, [turunnya peringkat Moody's bank-bank AS] tidak akan berpengaruh ke kondisi perbankan kita, karena eksposur perbankan AS ke perbankan kita sangat kecil sekali," ujarnya setelah menghadiri acara Rapat Paripurna ke-1 DPR RI Tahun Sidang 2023-2024 pada Rabu (16/8/2023).

Ditambah, kondisi fundamental bank-bank Indonesia menurutnya masih tahan banting. Likuiditas perbankan sedikit turun meskipun masih jauh di atas threshold, antara lain tercermin dari rasio alat likuid/noncore deposit (AL/NCD) dan alat likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing sebesar 119,04 persen dan 26,73 persen.

Liquidity coverage ratio (LCR) juga memadai, berada pada level 230,24 persen, melampaui threshold 100 persen. Dari sisi permodalan, capital adequacy ratio (CAR) berada pada level 25,41 persen.

Kualitas kredit juga terjaga tercermin dari rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross turun ke level 2,44 persen dari bulan sebelumnya 2,52 persen. Kemudian NPL net di level stabil 0,77 persen.

Sebelumnya, Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Solikin M. Juhro juga mengatakan industri perbankan Indonesia, baik dari sisi likuiditas, permodalan, dan risiko kredit masih dalam kondisi yang terjaga.

“Dari sistem ketahanan, khususnya perbankan masih bagus, dari sisi likuiditas, permodalan, dan dari sisi risiko kredit,” katanya dalam acara Taklimat Media, pekan lalu (9/8/2023).

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa pun mengatakan meski turunnya peringkat bank-bank AS bisa memicu kekhawatilran pelaku pasar, tetapi kondisi itu bisa memberi dampak yang positif bagi Indonesia.

"Ke kita harusnya positif, kenapa? Kita kan enggak pernah enggak membayar utang. Amerika hampir enggak bayar kan? Harusnya lebih jatuh lagi," ujarnya ketika ditemui di acara Like It, Senin (14/8/2023).

Menurutnya, peringkat tersebut sebetulnya diberikan untuk melihat apakah satu negara mau membayar utang atau mampu bayar utang. "Kita dua-duanya mampu," tutur Purbaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper