Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketua Komisi XI: Bank Sentral Harus Proaktif Perkuat Cadangan Emas

Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun menyatakan BI harus lebih proaktif memperkuat cadangan emas nasional.
Seorang pekerja mengangkat emas batangan dari mesin konveyor di pabrik Rand Refinery Ltd. di Germiston, Afrika Selatan. Bloomberg/Waldo Swiegers
Seorang pekerja mengangkat emas batangan dari mesin konveyor di pabrik Rand Refinery Ltd. di Germiston, Afrika Selatan. Bloomberg/Waldo Swiegers
Ringkasan Berita
  • Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun, menilai Bank Indonesia perlu lebih proaktif memperkuat cadangan emas nasional daripada mengandalkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
  • Misbakhun membandingkan Bank Indonesia dengan bank sentral Turki yang aktif mengelola emas sebagai cadangan, dan mengusulkan pelarangan ekspor emas untuk memperkuat cadangan nasional.
  • Dengan produksi emas nasional yang mencapai 200 ton per tahun, Misbakhun menekankan pentingnya sistem kustodian penyimpanan emas yang kuat agar Indonesia bisa mengikuti jejak lembaga internasional seperti London Bullion Metal Association (LBMA).

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun menilai Bank Indonesia (BI) harus proaktif dalam memperkuat cadangan emas nasional. Apalagi, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil emas terbesar di dunia.

Misbakhun menyampaikan alih-alih memperkuat sistem cadangan emas nasional, bank sentral itu justru lebih mengandalkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dalam operasi moneternya.

“Saya sampaikan ke BI, kenapa BI dalam setiap operasi moneter lebih sering memainkan SRBI daripada memperkuat sistem cadangan emasnya,” kata Misbakhun dalam sambutannya pada agenda Indef di Universitas Paramadina, Jakarta Selatan, Selasa (5/8/2025).

Dia lantas membandingkan BI dengan bank sentral Turki. Misbakhun mengungkap bahwa bank sentral Turki turut mengelola emas sebagai cadangan aktif. Turki bahkan menjadi satu-satunya negara yang memiliki penjaminan untuk simpanan emas.

“Bullion system kita, bank sentral yang seharusnya memberikan peran aktif justru makin lama meninggalkan sistem emas,” ungkapnya.

Dia mengatakan sistem bullion akan sangat penting ke depannya. Untuk itu, dia mengusulkan agar pemerintah dapat melarang ekspor emas. 

Misbakhun menyebutkan dari PT Freeport Indonesia (PTFI) saja, Indonesia mampu menghasilkan 64 ton emas per tahun. Belum lagi, dari tambang-tambang lainnya seperti PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMAN).

Jika produksi emas nasional dapat mencapai 200 ton per tahun dan pemerintah menutup keran ekspor komoditas ini, Misbakhun menilai cadangan emas Indonesia akan semakin kuat.

“Bagi Bank Indonesia, bagi bank sentral, menyerap itu sebagai cadangan emas Indonesia sangat mungkin. Inilah peluang-peluang yang harusnya dibuka ke depan,” tuturnya. 

Sejalan dengan itu, pemerintah juga perlu menyiapkan sistem kustodian penyimpanan emas yang kuat. Dengan begitu, Indonesia dapat mengikuti jejak London Bullion Metal Association (LBMA) dan Chicago Mercantile Association (CME) yang dapat memperdagangkan emas dari seluruh dunia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro