Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mandiri Geber Infrastruktur Digital Usai BI Tahan Suku Bunga Acuan

Salah satu upaya Bank Mandiri adalah melalui tabungan online dan layanan perbankan digital lainnya guna membantu bank meningkatkan low cost fund.
Nasabah menunjukan aplikasi Livin’ by Mandiri di salah satu kantor cabang Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (12/10/2022). Bisnis/Abdurachman
Nasabah menunjukan aplikasi Livin’ by Mandiri di salah satu kantor cabang Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (12/10/2022). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) kian memperkuat pemanfaatan digital demi mencari cara untuk meminimalkan biaya pendanaan usai Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali mempertahankan suku bunga acuan pada tingkat 5,75 persen pada Agustus 2023. 

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan salah satu upayanya guna mengakses dana dengan biaya lebih rendah, melalui tabungan online dan layanan perbankan digital lainnya guna membantu bank meningkatkan low cost fund yang pada gilirannya dapat meningkatkan net interest margin (NIM).

“Sebenarnya, saya tidak melihat kalo BI menahan suku bunga acuan itu membuat NIM tergerus, justru kalo BI rate dinaikkan mungkin akan memangkas NIM karena cost of fund akan langsung naik sementara lending rate relatif tidak naik sebesar kenaikan CoF. Yang dilakukan oleh Bank Mandiri adalah dengan memperkuat pemanfaatan digital infrastructure- nya untuk meningkatkan low cost of fund,” jelasnya saat dihubungi Bisnis, Minggu (27/8/2023). 

Lebih lanjut, pria yang kerap disapa Asmo itu menyebut sejumlah sektor yang masih bisa menyumbang pertumbuhan kredit di Bank Mandiri sendiri, yakni sektor yang domestic based dan memiliki resiliensi di jangka menengah panjang, seperti F&B, FMCG, Telco hingga Healthcare. 

Dia menambahkan sektor perbankan juga masih menunjukan tren positif, meski mulai termoderasi. Pertumbuhan kredit pada bulan Juni 2023 tumbuh 7,76 persen melambat jika dibandingkan akhir triwulan I 2023 sebesar 9,9 persen. 

Di sisi lain, pertumbuhan dana pihak ketiga juga terus melambat, tercatat mencapai 5,79 persen bulan Juni seiring perilaku nasabah yang kembali menggunakan dananya untuk konsumsi atau investasi. 

Namun demikian likuiditas perbankan secara umum masih cukup memadai, terefleksi dari rasio Loan to Deposit (LDR) yang masih berada pada 82 persen.

Pemerintah dan Bank Indonesia juga terus mengeluarkan kebijakan yang akomodatif bagi perekonomian dan sektor perbankan. Kebijakan repatriasi Devisa Hasil Ekspor (DHE) diperkirakan akan menopang likuiditas sistem keuangan dan menopang pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Sebagai informasi tambahan, Bank Mandiri pun mendorong pertumbuhan ekonomi dengan aktif menyaluran pembiayaan. Bank Mandiri berhasil menyalurkan kredit secara konsolidasi tumbuh 11,8 persen YoY mencapai Rp 1.272,07 triliun. Pertumbuhan kredit ini jauh di atas pertumbuhan industri perbankan pada Juni 2023 sebesar 7,8 persen YoY. 

Pertumbuhan kredit ini beriringan dengan kinerja keuangan perseroan yang semakin solid. Tercermin dari laba bersih Bank Mandiri secara konsolidasi melesat 24,9 persen yoy menjadi Rp 25,2 triliun hingga Juni 2023. 

Kinerja Bank Mandiri juga terlihat dari sisi profitabilitas yang terus meningkat. Return on Equity (ROE) Tier-1 bank only telah menyentuh 25,8 persen atau naik 275 basis poin (bps) secara YoY. Sementara posisi net interest margin (NIM) bank only terjaga solid di level 5,30 persen.

Bank Mandiri juga telah menerapkan tiga pilar implementasi nilai lingkungan (environmental), sosial (social), dan tata kelola (governance) atau ESG. Hasilnya, sampai dengan Juni 2023 Bank Mandiri telah menyalurkan portofolio berkelanjutan sebesar Rp 242 triliun. Dari portofolio itu, porsi yang khusus untuk portofolio hijau sebesar Rp 115 triliun atau 11,7 persen dari total portofolio kredit Bank Mandiri.

“Tantangan ke depan memang tidak akan berkurang dibanding tahun ini, namun kami yakini bahwa di tengah volatility selalu terdapat opportunity,” tutup Asmo. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper