Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Permata Tbk. atau Permata Bank (BNLI) menyampaikan posisi likuiditas perbankan masih memadai, sehingga belum memerlukan penambahan pendanaan non-DPK (dana pihak ketiga).
Direktur Utama PermataBank Meliza M. Rusli mengatakan di tengah perlambatan pertumbuhan DPK di industri perbankan Indonesia, kondisi likuiditas dan capital PermataBank masih terjaga dengan baik dalam memenuhi kebutuhan pertumbuhan kredit.
“Kami terus berfokus kepada pertumbuhan giro dan simpanan yang merupakan pendanaan yang lebih murah dan stabil,” katanya pada Bisnis dalam keterangan tertulis, Senin (28/8/2023)
Sebagai informasi, dana pihak ketiga (DPK) perbankan tercatat terus melambat sepanjang paruh pertama tahun ini.
Ada sejumlah faktor pendorong lesunya simpanan nasabah ini di bank. Berdasarkan data dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), pertumbuhan DPK mencapai 8,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Januari 2023.
Pertumbuhan DPK itu kemudian melambat pada bulan setelahnya atau Februari 2023 menjadi 8,18 persen yoy. Pada Maret 2023, pertumbuhan DPK kembali melambat menjadi 7 persen yoy.
Tren lesunya DPK berlanjut pada bulan-bulan berikutnya, menjadi 6,82 persen yoy pada April 2023, 6,53 persen yoy pada Mei 2023, dan melambat menjadi 5,79 persen pada Juni 2023.
Lebih lanjut, saat ini pihaknya berpedoman pada strategi berfokus pada pemahaman kebutuhan nasabah dan menjaga relationship yang berkesinambungan melalui pemberian solusi yang tepat, reliable dan cepat demi menjadi preferred ecosystem partner untuk bisnis dan juga berfokus pada bisnis deposit dan wealth management.
“Sehingga, dengan strategi tersebut pertumbuhan DPK kami saat ini tetap bertumbuh dengan baik,” tutupnya.
Sebagai informasi, PT Bank Permata Tbk. (BNLI) membukukan laba bersih sepanjang selama enam bulan pertama pada 2023 senilai Rp1,41 triliun. Sementara, jika dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya terdapat penurunan tipis 1,41 persen dari posisi sebelumnya Rp1,43 triliun
Mengacu pada laporan publikasi yang dikutip Bisnis, Selasa (1/8/2023), meski di tengah penurunan laba, pada yang waktu yang sama, pendapatan bunga bersih Bank Permata tumbuh 14,65 persen yoy dari Rp4,3 triliun menjadi Rp4,93 triliun.
Tercatat, pendapatan bunga BNLI hingga Juni 2023 mengalami pertumbuhan 27,61 persen yoy dari Rp6,12 triliun menjadi Rp7,81 triliun.
Adapun, BNLI diketahui telah menyalurkan total pinjaman mencapai Rp137,39 triliun pada semester I/2023, yang terdiri dari kredit senilai Rp117 triliun dan pembiayaan syariah senilai Rp20,39 triliun.
Sejalan dengan hal tersebut, BNLI juga mencatatkan pertumbuhan aset sebesar sembilan persen secara yoy Rp251,4 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp229,7 triliun.
Pada sisi pendanaan, Bank Permata telah meraup total simpanan nasabah Rp185,4 triliun, naik 8 persen yoy, disebabkan oleh simpanan dana murah atau current accounts savings accounts (CASA) yang naik 4 persen yoy menjadi Rp104,6 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp100,8 triliun, dengan kontribusi pertumbuhan giro sebesar 5 persen dan tabungan sebesar 2 persen.