Bisnis.com, JAKARTA — Pusat Investasi Pemerintah (PIP) mencatat telah menyalurkan total pembiayaan ultra mikro (UMi) mencapai Rp30 triliun sejak 2017 sampai dengan Agustus 2023.
Direktur Utama PIP Ismed Saputra mengatakan total penyaluran pembiayaan yang telah digulirkan PIP itu mencapai 8,5 juta debitur sampai dengan Agustus 2023.
“Kalau sejak PIP berdiri, 2017 sampai hari ini, total perguliran uang sudah mencapai Rp30 triliun. Ini total uang yang sudah kami leverage sekitar Rp30 triliun dari total kami hanya Rp10 triliun, artinya 3 kali lipat dari modalnya,” ujar Ismed saat ditemui usai acara Community Activity Hari UMKM 2023 “UMi Tangguh, UMKM Tumbuh” di Gedung Jusuf Anwar, Jakarta, Selasa (29/8/2023).
Ismed merincikan sekitar 600.000 debitur UMi merupakan peminjam yang sebelumnya telah meminjam di program UMi. Sedangkan sisanya merupakan peminjam pertama dan peminjam baru yang mencapai hampir 8 juta debitur.
Sepanjang semester I/2023, PIP mencatat telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp3,4 triliun kepada 1,39 juta debitur. Adapun, PIP menargetkan outstanding sampai akhir tahun mencapai Rp8 triliun.
PIP sebagai Badan Layanan Umum (BLU) Kementerian Keuangan yang bertugas menjadi koordinator pendanaan pembiayaan UMi itu juga menargetkan dapat merengkuh 2,1 juta debitur hingga akhir tahun.
Lebih lanjut, Ismed menuturkan bahwa pinjaman yang diberikan melalui program UMi mayoritas diterima oleh debitur perempuan.
“Kalau dilihat dari rata-rata pinjaman sekitar di bawah Rp5 juta. Kemudian, 95 persen itu debitur perempuan dan 5 persen debitur itu laki-laki. Lebih dari 50 persen syariah,” ungkapnya.
Pacu UMKM
Menurut Ismed, keberadaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus terus mendapatkan perhatian dan pendampingan agar kualitas dan kapasitas bisnisnya terus meningkat yang diharapkan dapat memperkuat UMKM sebagai salah satu pilar penggerak roda perekonomian.
Kendati demikian, Ismed mengatakan salah satu kendala yang kerap dihadapi oleh UMKM adalah pengelolaan keuangan. Menurutnya, selama ini pengelolaan keuangan UMKM sebagian besar masih belum rapi, sehingga tidak diketahui dengan pasti sudah sejauh mana usaha yang dijalankan berkembang.
“Karena itu, kami menggelar acara peringatan Hari UMKM ini juga dalam bentuk talkshow yang membahas tentang pengelolaan keuangan untuk UMKM. Tujuannya agar pencatatan keuangan UMKM bisa lebih rapi dan terstruktur sehingga bisa mengetahui sejauh mana usaha yang ditekuni berkembang dan memberikan hasil maksimal,” ujarnya.
Dia memandang bahwa pengelolaan keuangan sangat penting untuk mengetahui kegiatan pendanaan atau pembelanjaan, rencana investasi, hingga pembagian keuntungan yang diperoleh untuk para pemegang saham.
Pasalnya, Ismed melihat masih banyak masyarakat yang mengalami kesulitan dalam mengakses pembiayaan UMKM.
Di sisi lain, Ismed mengatakan bahwa PIP telah meracik sejumlah strategi dalam menyalurkan pembiayaan. Salah satunya dengan memperluas jangkauan dengan Pemerintah Daerah (Pemda).
“Kalau ada lembaga keuangan bukan bank [LKBB] yang butuh pembiayaan, maka bisa mengakses ke kami,” imbuhnya.
Selain itu, PIP juga menjalin kerja sama dengan Kementerian lain yang membutuhkan pembiayaan untuk stakeholder, meningkatkan simplifikasi proses bisnis, hingga memperbaiki sistem IT.