Bisnis.com, JAKARTA— Salah satu pelaku usaha di industri leasing yakni PT Modalku Finansial Indonesia (Modalku Finance) memberikan pandangan positifnya terhadap maraknya investasi asing dalam industri pembiayaan di Indonesia.
Menurut Direktur Utama Modalku Finance Steven Gunawan hal tersebut menunjukan bahwa peluang industri pembiayaan di Indonesia sangat tinggi terlebih banyak perusahaan rintisan yang juga menunjukan minatnya terhadap perusahaan pembiayaan.
“Oleh karena itu persaingan dalam industri pembiayaan akan menjadi lebih marak dan produk yang tersedia bagi masyarakat akan menjadi lebih beragam,” kata Steven kepada Bisnis, Minggu (8/10/2023).
Steven menambahkan apabila gelombang konsolidasi pembiayaan tersebut terus berlanjut, maka diharapkan manajemen risiko industri multifinance dapat dijaga dengan baik untuk dapat menjaga nama baik perusahaan pembiayaan di mata masyarakat.
Modalku Finance juga sebelumnya lahir dari proses akuisisi. Grup Modalku telah mengakuisisi PT Buana Sejahtera Multidana pada November 2022. Kinerja perusahaan pasca akuisisi juga disebut semakin moncer.
Steven mengungkap angka penyaluran pembiayaan Modalku Finance mengalami pertumbuhan sebesar lebih dari 50 persen jika dibandingkan dengan penyaluran sepanjang 2022. Dia mengatakan bahwa pertumbuhan tersebut masih sesuai dengan rencana bisnis tahunan Modalku Finance.
Baca Juga
Tak hanya itu, perusahaan mampu menjaga rasio non-performing financing (NPF) di level 0 persen sepanjang 2022.
Sepanjang 2022, Modalku telah menyalurkan pembiayaan sebesar 98 persen dari target penyaluran pembiayaan sepanjang 2022. Adapun komposisi penyaluran pembiayaan Modalku Finance didominasi oleh produk pembiayaan investasi dengan persentase sebesar lebih dari 71 persen jika dibandingkan dengan produk pembiayaan modal kerja.
Sementara itu, penyaluran pembiayaan dari produk pembiayaan modal kerja yang disalurkan Modalku Finance telah mencapai 86 persen dari target yang telah ditetapkan.
Sepanjang 2022, Modalku Finance telah menyalurkan pembiayaan ke sektor informasi dan komunikasi, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor, dan sisanya berasal dari sektor aktivitas keuangan dan asuransi. Perusahaan juga mampu menjaga rasio non-performing financing (NPF) di level 0 persen sepanjang 2022.
