Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Bermasalah Industri Turun, Bank-Bank Ini Catat NPL di Atas 5%

Rasio NPL net perbankan sebesar 0,79% per Agustus 2023 dan NPL gross sebesar 2,50%. Namun, sejumlah bank memiliki rasio NPL di atas 5 persen.
Ilustrasi kredit macet atau nonperforming-loan (NPL)/Freepik
Ilustrasi kredit macet atau nonperforming-loan (NPL)/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) perbankan tetap terjaga. Namun, setidaknya masih ada sejumlah bank yang mencatatkan NPL di atas ambang batas 5%.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan kualitas kredit yang dilihat dari rasio NPL perbankan masih pada level yang tetap terjaga.

"Rasio NPL net perbankan sebesar 0,79% per Agustus 2023, turun dari Juli 2023 sebesar 0,80% dan NPL gross sebesar 2,50% pada Agustus 2023, turun dari Juli 2023, 2,51%," ujarnya dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK pada beberapa waktu lalu.

Sementara itu, jika dibandingkan dengan posisi tahun lalu, rasio NPL perbankan juga mengalami tren melandai. Rasio NPL gross tercatat turun 38 basis poin (bps) pada Agustus 2023. Lalu, NPL nett stabil pada level 0,79%.

Kualitas aset perbankan yang terjaga sejalan dengan kondisi ekonomi yang sudah mulai pulih pascapandemi Covid-19. "Pemulihan ekonomi yang terus berlanjut di sektor riil juga mendorong penurunan kredit restrukturisasi Covid-19," ujar Dian.

Kondisi rasio NPL perbankan saat ini pun masih ada di bawah ambang batas 5%. Akan tetapi, jika menilik sejumlah bank, setidaknya masih terdapat 4 bank di Indonesia yang mencatatkan rasio NPL di atas 5% pada laporan keuangan semester I tahun ini.

PT Bank Sinarmas Tbk. (BSIM) misalnya mencatatkan NPL gross 5,96% pada Juni 2023, meskipun NPL nett bank masih di level 2,19%. 

Kemudian, PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) mencatatkan NPL gross di level 10,53% per Juni 2023, tetapi NPL nett masih di angka 4,95%.

PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. (BEKS) juga mencatat NPL gross di level 9,59% dan NPL nett 1,42% per Juni 2023.

Selain itu, PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) memiliki rasio NPL gross 7,33% meskipun NPL nett masih di level 1,84% pada Juni 2023.

Upaya Menurunkan Rasio Kredit Bermasalah

Meski masih mencatatkan NPL gross di atas 5%, bank-bank ini tengah berupaya menjaga kualitas asetnya. Deputi President Director Bank KB Bukopin Robby Mondong menjelaskan bahwa realisasi upaya turnaround atau membalikkan bisnis menjadi lebih baik bersama KB Financial Group-Korea selaku induk, utamanya dilakukan melalui penyelesaian atas kredit kualitas rendah.

“Upaya Bank KB Bukopin untuk meningkatkan kualitas aset juga telah menunjukkan hasil," katanya beberapa waktu lalu.

Pada semester I/2023, KB Bukopin juga melakukan transaksi penjualan kredit bermasalah, kredit restruktur, dan kredit hapus buku.

Transaksi tersebut dilakukan sehubungan dengan komitmen perseroan untuk terus melakukan perbaikan kinerja sesuai arahan OJK dan rencana bisnis bank (RBB).

Secara rinci, penjualan tersebut terdiri dari 399 debitur dengan nilai original principal balance senilai Rp3,814 triliun dengan nilai jual Rp2,369 triliun. Nilai transaksi tersebut sebesar 21,13 persen dari nilai buku ekuitas KB Bukopin berdasarkan laporan keuangan konsolidasi per 31 Desember 2022.

Sementara itu, Senior Vice President Finance Amar Bank David Wirawan menuturkan bank terus menjaga efektivitas pengelolaan kualitas aset dengan menerapkan prosedur penilaian risiko dengan hati-hati. 

Penguatan prinsip kehati-hatian menjadi salah satu faktor pendorong kinerja pada tahun ini. Penyaluran kredit dengan tidak mengesampingkan risiko ini ditopang oleh teknologi credit scoring platform digital seperti Tunaiku serta platform kerja sama.  

Selain itu, Bank Amar menjaga biaya dana (cost of fund/cof) dengan mengelola dana murah atau current account savings account (CASA). "Kami manage DPK [dana pihak ketiga], tidak hanya mengandalkan dana dari hasil right issue, tapi secara internal berusaha meningkatkan proporsi CASA,” kata David. 

Langkah selanjutnya, perseroan melakukan efisiensi dari sisi biaya operasional. Tercatat, beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) bank susut 1.439 basis poin (bps) menjadi 88,52 persen pada kuartal I/2023.

Sejumlah bank juga mencatatkan penyusutan rasio kredit bermasalah mereka pada semester I/2023. NPL gross BSIM misalnya susut 234 bps, NPL nett pun turun 116 bps.

Lalu, NPL gross BEKS turun 156 bps dan NPL nett susut 199 bps. Selain itu, NPL gross AMAR turun 203 bps, NPL nett turun 80 bps

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper