Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menyalurkan kredit sindikasi kepada anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri).
Sebagai informasi, dari plafon maksimal sebesar Rp9,317 triliun, BCA menyediakan kredit sindikasi sebesar Rp1 triliun untuk mendukung proyek strategis ini.
Direktur BCA Rudy Susanto menuturkan fasilitas kredit sindikasi ini dilakukan untuk membiayai investasi pembangunan pabrik Pusri untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing serta menjaga ketahanan pangan nasional.
“Kemitraan ini, yang berupa fasilitas kredit sindikasi, adalah bukti komitmen BCA untuk berperan aktif dalam pembangunan ekonomi dan industri nasional, serta menunjukkan kontribusi BCA dalam mengejar ketahanan pangan di Indonesia,” ujarnya berdasarkan keterangan resmi, Minggu (15/10/2023.)
Proyek ini merupakan tindakan revitalisasi untuk mengganti pabrik pupuk Pusri III dan Pusri IV yang telah berusia kurang lebih 40 tahun menjadi pabrik pupuk baru (Pusri III-B) guna meningkatkan efisiensi produksi perusahaan.Perjanjian kredit sindikasi ini melibatkan partisipasi dari BCA dan tujuh institusi perbankan lainnya.
Di mana, penandatanganan perjanjian tersebut dihadiri oleh Wakil Menteri I BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi, dan Direktur Utama Pusri Tri Wahyudi Saleh.
Baca Juga
Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) sendiri menjadi Joint Mandated Lead Arranger & Bookrunner (JMLAB) dan bertindak sebagai koordinator dalam pembentukan fasilitas kredit sindikasi ini.
Direktur Enterprise & Commercial Banking BNI Sis Apik Wijayanto memaparkan dengan melakukan pendanaan proyek revitalisasi pabrik Pusri IIIB ini menjadi bentuk komitmen BNI yang proaktif mendukung pemerintah dalam memperkuat ekosistem pangan nasional.
Nantinya, setelah direvitalisasi, pabrik Pusri IIIB akan memanfaatkan teknologi produksi terbaru, sehingga diharapkan dapat meningkatkan keandalan produksi pupuk.
Adapun, kapasitas produksi Pabrik Pusri IIIB direncanakan sebesar 1.350 ton amonia per hari atau 445.500 ton per tahun dan untuk pupuk urea mencapai 2.750 ton per hari atau 907.500 ton per tahun. Dari sisi penggunaan energi, Pabrik Pusri IIIB lebih efisien karena rasio energi untuk memproduksi urea yaitu sebesar 21.97 MMBTU/ton sedangkan amonia 32.89 MMBTU/ton.
“Dengan kemampuan produksi Pusri tersebut, kami yakin produksi akan lebih kuat, dan seluruh mitra dapat tetap bersama-sama menjaga implementasi ekonomi berkelanjutan,” ujar Sis Apik.