Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Jago Tbk. (ARTO) dan GoTo Finansial (Gopay) bakal meluncurkan fitur produk simpanan bersama bernama ‘GoPay Tabungan by Jago’ dalam dua hari lagi, yakni pada Rabu (18/10/2023).
Informasi mengenai peluncuran tersebut didapatkan dari agenda yang beredar pada hari ini, Senin (16/10/2023). Dari informasi ini diketahui Bank Jago telah mengikuti arahan regulator untuk dapat memberikan nama produk sesuai dengan nama banknya.
Berdasarkan catatan Bisnis, fitur tabungan itu akan menghubungkan pemilik akun Gopay dengan Bank Jago. Melalui persetujuan pengguna, pemilik akun Gopay akan menjadi nasabah Bank Jago.
Demikian juga sebaliknya, pemilik rekening Bank Jago bakal memiliki akun Gopay, di mana nasabah tidak perlu lagi melakukan isi ulang saldo (top up), karena secara otomatis nasabah terintegrasi dengan dompet digital besutan GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) itu.
Ekonom dan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira pun menilai dengan hadirnya produk tabungan kolaborasi itu bakal memberikan sejumlah dampak pada keduanya.
“Dana murah yang diterima Bank Jago akan meningkat dan bisa mendorong bank digital itu lebih ekspansi terutama dalam kapasitas penyaluran pinjaman,” ujarnya pada Bisnis, Senin (16/10/2023).
Baca Juga
Selain itu, menurutnya Bank Jago bisa menghindari persaingan bunga yang tidak sehat di antara lembaga keuangan digital.
Bagi Bhima, dengan mendapatkan lebih banyak dana dari pemilik akun Gopay, Bank Jago dapat menghindari kebutuhan untuk menawarkan suku bunga yang tinggi kepada nasabah untuk menarik simpanan.
“Beberapa bank digital kan kejar-kejaran promo bunga tinggi untuk tarik deposan. Padahal awal kehadiran bank digital diharapkan bisa menurunkan persaingan bunga yang tidak sehat,” ucapnya.
Lebih lanjut, kolaborasi ini pun menurutnya dapat meningkatkan inklusi keuangan karena menggabungkan antara pendekatan e-wallet dengan perbankan. Pasalnya, banyak masyarakat selama ini berkenalan dengan sistem keuangan lewat e-wallet sebelum mengenal simpanan bank.
Oleh karena itu, dengan integrasi ini diharapkan dapat makin menjangkau berbagai kalangan baik usia muda hingga masyarakat di pedesaan dengan akses lembaga keuangan formal yang terbatas. “Brand GoTo juga bisa makin memiliki market share yang lebih besar di sektor keuangan,” ucapnya.
Beberapa waktu lalu, Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung membenarkan bahwa fitur ini bakal dirilis pada semester II/2023. Dia menjelaskan, fitur tersebut akan mendorong dana tabungan perseroan ke depan.
Sebagai informasi, hingga Juni 2023, total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp10,1 triliun atau tumbuh 65% pada semester I/2023 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp6,1 triliun.
Dana murah atau current account saving account (CASA) mendominasi komposisi DPK sebesar 71,4%, sedangkan sisanya merupakan deposito sebesar 28,6%.
Arief menyebut peningkatan jumlah nasabah dalam Aplikasi Jago menjadi salah satu faktor, melonjaknya penghimpunan DPK.
Seperti diketahui, nasabah ARTO mencapai 8,3 juta. Sekitar 6 juta nasabah berasal dari aplikasi Jago, sedangkan sisanya berupa debitur atau peminjam kredit.
“Jumlah pengguna Aplikasi Jago tersebut naik lebih dari dua kali lipat bila dibandingkan dengan pencapaian Juni tahun lalu yang sekitar tiga juta nasabah,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (31/7/2023).
Dia juga menyebut pertumbuhan jumlah nasabah dan DPK menunjukkan hasil dari komitmen Bank untuk terus berinovasi serta memperdalam dan memperluas kolaborasi dengan ekosistem digital. Bahkan, ketika fitur ini dirilis bakal menambah pundi-pundi simpanan Bank Jago secara signifikan.
Pasalnya, per Desember 2023 ada 64 juta pengguna transaksi di GOTO yang terhubung dengan 2,5 juta mitra pengemudi dan 15 juta merchant.
Gopay melalui GoTo Financial merupakan penopang transaksi terbesar di grup itu, yakni Rp360 triliun per Desember 2022. Kemudian diikuti Tokopedia Rp273 triliun dan Gojek Rp61,6 triliun.