Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos BRI Blak-blakan Alasan Pencadangan Turun, Bukan untuk Tambah Laba

Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan alasan NPL coverage turun dibandingkan dengan masa pandemi. Hal ini bukan dikarenakan untuk menambah laba BRI.
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) Sunarso/Istimewa
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) Sunarso/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencatatkan adanya penurunan NPL Coverage menjadi sebesar 228,65% pada September 2023, angka ini turun dibanding Juni 2023, yaitu 248,54%

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan capaian tersebut merupakan bagian dari soft landing. Di mana, hal tersebut bukanlah untuk menambah laba, tetapi untuk biaya penghapus buku kredit UMKM, terutama mikro yang macet karena Covid-19. 

“Penurunan NPL Coverage bukan untuk menambah laba, namun untuk biaya menghapusbuku kredit UMKM terutama mikro yang macet karena Covid-19. Strategi sudah pas, kehati-hatian sudah pas, ketika kita punya margin tebal, maka kita tidak foya-foya, untuk diambil sebagai laba semuanya," ujarnya dalam paparan kinerja kuartal III/2023, Rabu (25/10/2023).

Baginya, penting untuk dicadangkan untuk menutup risiko apabila ada pemburukan kredit. Dia menyebut, tren NPL Coverage BRI cenderung turun dari tahun ke tahun. Tercatat, pada masa pandemi, bahkan NL Coverage menyentuh level 268% bahkan pernah 280%.

Tak hanya itu, loan at risk BBRI per September 2023 pun menunjukkan perbaikan, tercatat 13,8%, turun  506 basis poin (bps) dibanding periode yang sama tahun lalu, yaitu 18,68% “Kami optimistis, LAR dapat menyentuh posisi normal sebelum pandemi 9-11%,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mencatat BRI telah menyalurkan kredit UMKM sebesar Rp394 triliun pada September 2023, naik 18,1% yoy dibanding periode yang sama pada September 2o23 yang  hanya sebesar Rp333 triliun

Sebagai informasi, BRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp1.184,68 triliun pada kuartal III/2023, naik 12,32% yoy dari yang sebelumnya Rp1.054,72. Aset bank milik pemerintah ini pun naik 9,93% persen yoy menjadi Rp1.851,97  triliun dibanding sebelumnya Rp1.684,60 triliun.

Kemudian, seiring dengan penyaluran kredit, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross BRI naik tipis 9 bps menjadi 3,23% dari level 3,14%. Sementara, NPL nett BRI turun dari 0,87% menjadi 0,73% pada kuartal III/2023.

Adapun, dari sisi pendanaan, BRI tercatat mendapatkan dana pihak ketiga (DPK) Rp1.290,29 triliun pada kuartal III/2023, naik 13,21% yoy.

Dana murah atau current account savings account (CASA) BRI naik 10,11% persen menjadi Rp821,14 triliun pada kuartal III/2023 dibanding periode yang sama tahun lalu yaitu Rp745,73 triliun pada kuartal III/2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper