Bisnis.com, JAKARTA -- Sejumlah bank seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) hingga PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) terus menggenjot pendapatan berbasis komisi alias fee based income dalam upaya mendulang cuan.
Pasalnya, fee based income memang kerap disebut sebagai sumber pendapatan alternatif yang penting bagi perbankan. Hal ini lantaran, bank dapat mengandalkan layanan dan produk nonbunga untuk meningkatkan pendapatan mereka tanpa harus terpengaruh secara langsung oleh tingginya suku bunga acuan.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan tren ini terdorong oleh digitalisasi pesat selama masa pandemi Covid-19.
“Industri perbankan saat ini memang sedang dalam masa switching, tidak melulu mengandalkan portofolio kredit atau margin dalam mendulang penghasilan,” katanya pada Bisnis beberapa waktu lalu.
Pendapatan dari fee based income dapat berasal dari berbagai layanan dan produk, termasuk layanan investasi, layanan transaksi, layanan pembayaran digital, dan berbagai layanan keuangan lainnya.
Sebelumnya, Founder Kurikulum Saham Alex Sukandar juga mengatakan fee based income akan terus meningkat dan berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja bottom line perbankan yang didorong oleh pesatnya transaksi digital.
“Masyarakat semakin terbiasa dengan transaksi melalui platform digital. Hal ini menciptakan peluang bagi bank-bank untuk menawarkan berbagai layanan fee based melalui kanal digital, seperti pembayaran tagihan, transfer antar bank, pembelian produk keuangan, dan sebagainya,” ungkapnya.
Dengan adopsi teknologi digital yang semakin pesat, bank juga dapat mengoptimalkan pendapatan mereka dari fee based income melalui layanan-layanan digital yang inovatif dan efisien.
Misalnya, bank dapat memperkenalkan layanan pembayaran digital yang lebih canggih, seperti dompet digital, pembayaran menggunakan teknologi QR code, atau integrasi dengan e-commerce platform.
Lantas, seperti apa capaian fee based income Bank Mandiri, BRI, BCA, dan CIMB Niaga?
1. BBRI – Rp15,55 Triliun
Berdasarkan laporan keuangan, BRI telah meraih laba bersih konsolidasi Rp44,21 triliun pada kuartal III/2023, naik 12,5% dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) sebesar Rp38,31 triliun.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan kinerja laba BRI pada kuartal III/2023 itu tidak terlepas dari peran fee based income.
BRI secara konsolidasi telah meraup fee based income Rp15,55 triliun, tumbuh 12,19% yoy hingga September 2023. Angka ini lebih tinggi dibanding sebelumnya yaitu Rp13,87 triliun.
Adapun, Direktur Jaringan dan Layanan BRI Andrijanto mengatakan kinerja fee based income itu banyak dikontribusikan dari layanan digital, termasuk dari platform BRImo.
"Tren pertumbuhan fee based income juga akan terus terjadi. Ini seiring dengan digitalisasi yang akan makin tebal," ujarnya dalam paparan kinerja kuartal III/2023 BRI pada Rabu (25/10/2023).
BRI mencatatkan nilai transaksi BRImo Rp2.984,2 triliun, naik 65,2% yoy. Sementara jumlah transaksi di BRImo mencapai 2,18 miliar transaksi, naik 78,1% yoy.
Lalu, BRImo telah memiliki 29,8 juta pengguna naik 38,5% yoy. Di samping itu, pertumbuhan fee based income BRI juga didorong meningkatnya bisnis AgenBRILink yang jumlahnya telah mencapai lebih dari 698.000 agen dengan total nilai transaksi naik 20,77% menjadi Rp1.163 triliun.
2. BMRI – Rp14,55 Triliun
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencatatkan laba bersih senilai Rp39,1 triliun secara konsolidasi pada kuartal III/2023. Laba ini tumbuh 27,4% dari periode yang sama pada tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Bisnis, laba bersih emiten bank berkode BMRI ini juga disokong pendapatan berbasis komisi atau fee based income yang tumbuh 10,33% yoy menjadi RpRp14,55 triliun pada sembilan bulan pertama tahun dibanding periode tahun lalu yaitu sebesar Rp13,18 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan pertumbuhan laba tersebut merupakan hasil dari strategi Bank Mandiri yang berfokus pada ekosistem baik dari sisi pembiayaan maupun pendanaan.
“Ke depan, tentunya Bank Mandiri akan terus berinovasi dan bertransformasi untuk menghadirkan pelayanan yang lebih baik. Lewat pemetaan bisnis yang tepat, kami yakin Bank Mandiri akan terus tumbuh dan berkembang menjadi bank yang unggul dan berdaya saing di tingkat regional maupun global,” tuturnya dalam paparan kinerja kuartal III/2023, Senin (30/10/2023).
Salah satunya, melalui Super App Livin’ by Mandiri yang menjadi andalan perseroan dalam memenuhi kebutuhan transaksi finansial dan non finansial nasabah ritel telah diunduh lebih dari 32 juta kali sejak diluncurkan.
Tercatat, dari sisi jumlah pengguna, Livin’ by Mandiri juga terus mencatat kenaikan sebesar 55% secara YoY di September 2023 menjadi 21 juta pengguna aktif.
“Berkat inovasi yang terus dilakukan, Livin’ by Mandiri telah mampu mengelola lebih dari 2,02 miliar transaksi secara year to date per akhir September 2023, melesat 46% dibandingkan tahun sebelumnya,” katanya.
3. BBCA – Rp13,26 triliun
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatatkan pertumbuhan laba bersih 25,8% yoy menjadi Rp36,4 triliun pada kuartal III/2023.
Kinerja laba bank juga tidak terlepas dari peran fee based income yang naik 7,71% menjadi Rp13,26 triliun pada September 2023 dibanding periode yang sama tahun lalu Rp12,32 triliun.
Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan dalam mendorong kinerja pendapatan nonbunga termasuk fee based income, BCA terus memperkuat ekosistem finansial serta menyempurnakan infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki.
"BCA juga mendukung keandalan dan keamanan berbagai layanan transaksi perbankan digital, sehingga diharapkan dapat meningkatkan volume transaksi digital perbankan dan mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan," kata Hera.
Adapun, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja mengungkapkan dalam sembilan bulan pertama tahun 2023, kanal mobile banking mencatat kenaikan volume transaksi tertinggi, tumbuh sebesar 43,4% yoy.
“Terkait aplikasi myBCA yang dipersiapkan menjadi aplikasi pelayanan terintegrasi masa depan, BCA telah menambahkan fitur Paylater BCA yang merupakan fasilitas kredit untuk alternatif pembayaran melalui scan QRIS. Inovasi ini menjadi bentuk komitmen kami dalam memperkuat ekosistem digital di myBCA,” tuturnya.
4. CIMB Niaga – Rp2,45 Triliun
PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) telah mencatatkan laba bersih secara konsolidasi Rp4,95 triliun pada kuartal III/2023, naik 27,24% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya Rp3,89 triliun.
Berdasarkan publikasi di Harian Bisnis Indonesia pada Jumat (27/10/2023), kinerja laba bersih BNGA ditopang oleh peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) dari Rp9,97 triliun pada kuartal III/2022 menjadi Rp10,18 triliun pada kuartal III/2023.
Selain itu, pendapatan berbasis komisi atau fee based income CIMB Niaga melesat 39,2% yoy menjadi Rp2,45 triliun pada September 2023 dari sebelumnya Rp1,76 triliun
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan fokus utama pihaknya adalah dengan memperluas basis nasabah dan memperkuat portofolio CASA, memastikan perbaikan kualitas aset yang berkelanjutan, dan mendorong digital engagement yang lebih baik ke depan.
CIMB Niaga terus mengembangkan berbagai produk berbasis digital untuk melengkapi layanan yang diberikan melalui kantor cabang.
Per 30 September 2023, 97% dari total transaksi nasabah telah dilakukan melalui layanan branchless banking seperti OCTO Mobile, OCTO Clicks, ATM dan OCTO Pay (mobile wallet).
OCTO Mobile sendiri memfasilitasi penyediaan transaksi seperti, pilihan investasi dan pinjaman hingga menunjang kebutuhan gaya hidup, salah satunya pembelian tiket pesawat.
"Sementara OCTO Clicks difokuskan untuk melayani nasabah yang sering melakukan transaksi dalam jumlah besar dan beragam, termasuk transfer, pembayaran tagihan, pembelian dan Top-Up," tutur Lani berdasarkan keterangan resmi yang diterima Bisnis, Minggu (29/10/2023)