Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siasat Bank Jago (ARTO) Jaring Dana Murah, Termasuk Jadi Bank Devisa di 2024

Bank Jago meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp10,3 triliun hingga kuartal III/2023, tumbuh 41% yoy. Dana murah atau CASA mendominasi komposisi DPK sebesar 73%.
Pejalan kaki melintas di depan kantor pusat Bank Jago di Jakarta. /Bloomberg-Dimas Ardian
Pejalan kaki melintas di depan kantor pusat Bank Jago di Jakarta. /Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Jago Tbk. (ARTO) terus memperbesar porsi dana murah atau current account savings accounts (CASA) di tengah suku bunga acuan yang tinggi.

Tercatat, selama sembilan bulan pertama 2023, dari sisi pendanaan, Bank Jago telah berhasil meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp10,3 triliun, tumbuh 41% yoy. Dana murah atau current account saving account (CASA) mendominasi komposisi DPK sebesar 73%.

Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung menyebut perluasan ekosistem hingga inovasi fitur telah memberikan kontribusi besar dalam peningkatan CASA.

“Selain dengan Gopay Tabungan, kami juga terus meningkatkan kemudahan dari kapabilitas transaksi. Kami terus melengkapi produk yang belum ada. Misalnya dengan membuka Jago sebagai bank devisa,” ujarnya pada Bisnis, usai agenda Media Gathering di Jakarta, Kamis (9/11/2023).

Sebagai informasi, bank devisa adalah bank yang memperoleh izin untuk dapat melakukan kegiatan usaha perbankan dalam valuta asing. Beberapa layanan yang dapat diberikan bank meliputi transfer ke luar negeri, jual beli valuta asing, transaksi ekspor dan impor, serta jasa-jasa valuta asing lainnya.

Meski tak merinci lebih lanjut soal bank devisa, namun Arief memperkirakan akan menerima izin menjadi bank devisa pada 2024.

Sehingga, ini akan menjadi peluang perusahaan dalam melengkapi banyak produk bagi nasabah, salah satunya menangkap aktivitas ekspor yang bergerak atraktif. Adapun, dari sisi intermediasi, Bank Jago membukukan penyaluran kredit Rp10,9 triliun, tumbuh 33% yoy pada kuartal III/2023.

Sebelumnya, Arief menyebutkan dalam penyaluran kredit, pihaknya mengutamakan kolaborasi dengan berbagai mitra, seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya. 

“Namun yang terpenting, kami mampu menjaga pertumbuhan bisnis tetap sehat dengan memperhatikan potensi risiko yang ada,” katanya dalam keterangan tertulis pada Jumat (27/10/2023).

Tercatat, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross turun dari level 2,1% pada September 2022 menjadi 1,15% pada September 2023. Lalu, NPL nett turun dari 0,95% pada September 2022 ke level 0,14% pada September 2023.

Sementara itu, dari segi pendanaan, Bank Jago telah berhasil meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp10,3 triliun, tumbuh 41% yoy. Dana murah atau current account saving account (CASA) mendominasi komposisi DPK sebesar 73%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper