Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Muamalat Buka Suara soal Rencana Akuisisi oleh BTN (BBTN)

Bank Muamalat, bank syariah pertama di Indonesia, buka suara soal kabar rencana akuisisi oleh BTN (BBTN).
Karyawati beraktivitas di depan kantor cabang PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. di Jakarta, Selasa (12/7/2022). Bisnis/Abdurachman
Karyawati beraktivitas di depan kantor cabang PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. di Jakarta, Selasa (12/7/2022). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Bank syariah pertama di Indonesia, yakni PT Bank Muamalat Tbk. dikabarkan akan diakuisisi oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) seiring dengan rencana Bank Muamalat listing di bursa.

Corporate Secretary Bank Muamalat Hayunaji mengatakan Bank Muamalat memang memiliki strategi pertumbuhan nonorganik untuk percepatan pertumbuhan bisnis yang telah dituangkan dalam rencana bisnis bank (RBB).

"Ini termasuk di dalamnya mencermati peluang yang ada untuk melakukan aksi korporasi berupa merger atau akuisisi dengan terbitnya peraturan tentang kewajiban spin-off unit usaha syariah [UUS] dari bank induk," katanya kepada Bisnis pada Jumat (10/11/2023).

Namun, terkait rencana akuisisi Bank Muamalat oleh BTN, sepenuhnya merupakan ranah atau kewenangan dari pemegang saham Bank Muamalat saat ini yakni Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).

"Kami tentunya akan mengikuti arahan dan strategi dari pemegang saham pengendali," kata Hayunaji.

Berdasarkan informasi yang diterima Bisnis, BTN dikabarkan ingin mengakuisisi Bank Muamalat dan menggabungkan Bank Muamalat dengan BTN Syariah. BTN kini sedang mengkaji sejumlah opsi terkait aksi korporasi tersebut.

“Saat ini, kami [BBTN] sedang mengkaji opsi apakah kami akan masuk sendiri atau bersama investor lainnya,” ujar sumber Bisnis di Bank BTN, Kamis (9/11/2023).

Kemungkinan akuisisi BTN ke Bank Muamalat pun didorong oleh sejumlah kondisi. Dari sisi Bank Muamalat, kabar rencana akuisisi juga didorong oleh langkah bank untuk menggelar initial public offering (IPO) pada akhir 2023.

Sebagai konteks, Bank Muamalat sejatinya sudah berstatus perusahaan terbuka, akan tetapi perusahaan belum melakukan pencatatan di pasar modal.

Seiring dengan rencana listing tersebut, porsi kepemilikan saham BPKH di tubuh Bank Muamalat akan terdilusi. Kendati demikian, BPKH telah membuka pintu bagi investor baru yang berencana masuk.

“Itu konsekuensi [terdilusi], tapi itu siapa nantinya [pemegang saham baru] yang masuk di situ, apabila ada yang lebih besar kami siap,” ujar Anggota Badan Pelaksana BPKH Sulistyowati saat ditemui Bisnis pada awal September lalu.

BPKH memang sudah dari jauh-jauh hari ingin mengurangi porsi kepemilikan sahamnya di Bank Muamalat. Saat ini, BPKH tercatat menggenggam 82,65% saham Muamalat.

BPKH menjadi pemegang saham Muamalat setelah menerima hibah dari Islamic Development Bank (IDB), Bank Boubyan, Atwill Holdings Limited, National Bank of Kuwait, IDF Investment Foundation, dan BMF Holding Limited pada November 2021.

Hibah saham tersebut mencapai 7,9 miliar saham atau setara dengan 77,42%. Pengalihan ini dilakukan dalam rangka memiliki, mengoperasikan, dan mengembangkan usaha BPKH di bidang perbankan syariah, serta menjadikannya sebagai pemegang saham pengendali Muamalat.

Sementara dari sisi BTN, anggota himpunan bank milik negara (Himbara) itu berencana akan mengakuisisi bank umum syariah (BUS) seiring dengan spin off UUS mereka BTN Syariah. BTN pun menjajaki sejumlah kemungkinan bank syariah mana yang akan diakusisi.

Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu sempat membeberkan pihaknya masih dalam proses evaluasi dan peninjauan mendalam (due diligence) terhadap beberapa bank yang dianggap sebagai calon potensial untuk diakuisisi. 

"Kan masih lihat-lihatan [calon bank], due diligence dulu. Begitu kan nggak gampang lah. Ada beberapa yang udah kita kontak. Ya, mudah-mudahan sebelum akhir tahun mengerucut lah [nama bank yang diakusisi]," ujarnya. 

Pada awal 2022 lalu, BTN juga sempat melirik anak usaha PT Bank Victoria International Tbk. (BVIC), yakni Bank Victoria Syariah untuk diakuisisi. Negosiasi dikabarkan sudah berjalan, tetapi kedua pihak gagal menemui kata sepakat. 

Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan juga mengatakan peluang untuk BTN mengakuisisi Bank Muamalat terbuka lebar. Hal ini dilakukan guna mengembangkan bisnis syariah seiring dengan spin off UUS BTN atau BTN Syariah menjadi BUS.

"Peluang BTN menggabungkan [Bank Muamalat] dengan BTN Syariah cukup besar dan BTN memiliki kemampuan untuk itu. Tentunya BTN juga terlihat ingin memperbesar pasar bisnis syariah yang menjadi grup BTN," ujar Trioksa.

Menurutnya, dengan rencana akuisisi BTN ke Bank Muamalat, persaingan di perbankan syariah khususnya sektor konsumer dan mortgage pun akan menarik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper