Bisnis.com, JAKARTA — PT Kreasi Anak Indonesia (GandengTangan), platform financial technology peer-to-peer (fintech P2P) lending, menyambut positif rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk membuka moratorium perizinan pinjaman online atau pinjol.
Dalam Roadmap Pengembangan dan Penguatan Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI) 2023–2028, tercantum pembukaan moratorium perizinan pinjol akan dilakukan untuk lebih meningkatkan pembiayaan kepada sektor produktif dan UMKM pada 2024.
Artinya, akan ada penambahan penyelenggara fintech P2P lending yang memfokuskan pada pembiayaan sektor produktif dan UMKM, baik konvensional dan syariah.
COO GandengTangan Darul Syahdanul mengatakan pembukaan moratorium perizinan P2P lending akan meningkatkan kompetisi di industri yang kemudian dapat mendorong inovasi teknologi di masing-masing pelaku usaha.
“Selain itu, kami melihat bahwa sebelum moratorium dibuka perlu mempertimbangkan penetapan regulasi baru yang saat ini sedang disiapkan sehingga pelaku usaha baru dapat langsung mengikuti dan menyiapkan pendaftaran perizinan sesuai dengan regulasi tersebut,” kata Darul kepada Bisnis, Kamis (4/1/2024).
Di tengah rencana pembukaan moratorium, Darul memandang persaingan bisnis P2P lending kemungkinan akan semakin sulit jika masih memanfaatkan ceruk pasar yang sama.
Baca Juga
“Namun, kami melihat sepertinya akan jauh lebih kompetitif karena gap pembiayaan untuk UMKM masih ada 40% yang tersedia di market,” ujarnya.
Lebih lanjut, GandengTangan menyebut nilai kompetitif ini akan bergantung pada teknologi yang digunakan, sehingga memudahkan para pendana dan penerima pendanaan dalam menggunakan layanan bisnis P2P lending.
GandengTangan juga berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan UMKM. Sepanjang 2023, GandengTangan mampu menyalurkan pendanaan hingga Rp174 miliar kepada 25.792 penerima dana.
Sementara dari sisi laporan laba rugi, GandengTangan mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 33% dibandingkan tahun 2022. Melalui capaian tersebut, hingga kini penyaluran pinjaman telah mencapai hingga Rp270 miliar saat menutup tahun 2023.
CEO GandengTangan Jezzie Setiawan mengatakan bahwa geliat UMKM sepanjang 2023 terus bertumbuh seiring dengan tingkat adaptasi teknologi yang semakin maju. Hal ini dibuktikan dengan ketertarikan mereka untuk mulai mengajukan kepemilikan modal melalui teknologi.
Jezzie menyatakan bahwa di GandengTangan, perusahaan senantiasa mengkombinasi teknologi dan kemampuan sumber daya manusia (SDM) dalam membuat layanan yang mudah dan nyaman.
“Hal inilah yang membuat perusahaan berhasil membukukan kinerja positif dan bertumbuh 3x lipat pada tahun 2023. Capaian ini tentunya tidak terlepas dari peran seluruh pihak, baik para borrower dan para lender yang memiliki kepercayaan kuat pada kami,” ujarnya.
Dari sisi penyedia layanan, lanjut Jezzie, GandengTangan terus memberikan kenyamanan, terutama dari sisi API development dan management. Hal ini memungkinkan platform lain bisa mengirimkan data ke sistem GandengTangan secara mudah dan otomatis.
Jika dilihat dari sisi manajemen risiko, GandengTangan juga telah menggunakan metode kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk menganalisa rekening koran sehingga mempercepat tim analis untuk memproses pengajuan pinjaman dan dapat mendeteksi fraud lebih dini.
“Lewat kemudahannya tersebut, GandengTangan berhasil mempertahankan kualitas pinjaman melalui TKB90 sebesar 97,5%,” ungkapnya.