Bisnis.com, JAKARTA — Penyaluran kredit sindikasi mengalami tren penurunan sepanjang 2023. Meski begitu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatatkan kinerja kredit sindikasi yang moncer.
Berdasarkan data Bloomberg, volume penyaluran kredit sindikasi sepanjang 2023 mencapai US$33 miliar atau sekitar Rp512,76 triliun. Angkanya turun 6,27% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan 2022 sebesar US$35,21 atau Rp547,1 triliun.
Total transaksi kredit sindikasi di Indonesia juga mengalami penurunan dari 88 transaksi pada 2022 menjadi 86 transaksi pada 2023.
Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Susana Indah Kris Indriati mengatakan penurunan tersebut terjadi karena volume kredit sindikasi 2022 masih dipengaruhi oleh pergerakan ekonomi yang tumbuh signifikan setelah pelambatan pada masa pandemi Covid-19.
Meski begitu, di Bank Mandiri penyaluran kredit sindikasi tetap mengalami pertumbuhan. Volume kredit sindikasi yang disusun oleh Bank Mandiri mencapai Rp80 triliun, naik 6,29%. Sementara itu, jumlah transaksi naik dari 38 transaksi pada 2022 menjadi 48 transaksi.
Dengan kinerja kredit sindikasinya itu, Bank Mandiri tetap mempertahankan posisi peringkat pertama dalam tiga tahun terakhir sebagai penyalur kredit sindikasi terbesar baik dari sisi Mandated Lead Arrangers (MLA) dan Bookrunner League Table di Indonesia Borrower Loan Market.
Baca Juga
"Hal ini mencerminkan besarnya peran Bank Mandiri dalam memberikan dukungan finansial yang handal dan terdepan di Indonesia guna terus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," kata Indah kepada Bisnis pada Jumat (12/1/2024).
Selama 2023, Bank Mandiri melihat adanya tren pertumbuhan untuk kredit sindikasi pada sektor energi baru terbarukan (EBT) dan pembiayaan berkelanjutan seperti sustainability linked loan (SLL) dan green loan.
Sektor lainnya yang memiliki kontribusi terbesar mencakup sektor infrastruktur, natural resources, metal processing, energi dan agrikultur.
"Penyaluran kredit ke sektor-sektor itu sejalan dengan arah perkembangan ekonomi Indonesia salah satunya melalui hilirisasi pertambangan dan transformasi pertanian modern," ujar Indah.
Adapun, BCA telah terlibat dalam kredit sindikasi yang mencapai Rp227,84 triliun. Porsi partisipasi BCA dalam kredit sindikasi tersebut tercatat mencapai Rp48,87 triliun sepanjang 2023.
Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan BCA memang berkomitmen untuk mendukung pengembangan infrastruktur di Indonesia dengan menyalurkan kredit sindikasi untuk proyek-proyek strategis nasional seperti infrastruktur jalan tol, konstruksi, dan kelistrikan.
"BCA turut berpartisipasi dalam kredit sindikasi dengan senantiasa mempertimbangkan faktor risk appetite, posisi likuiditas dan modal, serta memilih proyek-proyek yang berpotensi memperkuat bisnis inti BCA," katanya kepada Bisnis pada Jumat (12/1/2024).