Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) optimistis penyaluran kredit sindikasi akan moncer pada 2024 meskipun seiring dengan gelaran Pemilu. Terdapat sejumlah peluang penyaluran kredit sindikasi tahun ini, di antaranya pembangunan Ibu Kota Nusantara alias IKN dan hilirisasi.
Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Susana Indah Kris Indriati mengatakan meskipun 2024 merupakan tahun politik di Indonesia yang mungkin sedikit memengaruhi kelancaran investasi. Bank Mandiri tetap optimistis untuk terus tumbuh termasuk dalam penyaluran kredit sindikasi. Apalagi, menurutnya kondisi likuiditas Bank Mandiri masih solid.
Selain itu, dengan tingkat suku bunga saat ini, Bank Mandiri melihat beberapa perusahaan lebih memilih untuk fundraising melalui kredit sindikasi dibandingkan dengan penerbitan surat berharga. "Hal tersebut berpengaruh positif pada pasar kredit sindikasi di Indonesia," kata Indah kepada Bisnis akhir pekan lalu (12/1/2024).
Selain itu, terdapat sejumlah peluang yang mampu mendorong penyaluran kredit sindikasi pada 2024. "Masih sejalan dengan kebijakan hilirisasi oleh pemerintah, kami melihat tingginya potensi pada kredit sindikasi untuk mendukung investasi tersebut," ujarnya.
Hilirisasi kemudian akan diikuti dengan investasi pada rantai pasok selanjutnya seperti investasi pada baterai dan kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
Peluang lainnya adalah rencana pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang diperkirakan akan mendorong tumbuhnya volume pembiayaan sindikasi pada 2024.
Baca Juga
Bank Mandiri juga melihat akan semakin berkembangnya pembiayaan sindikasi yang berbasis keberlanjutan, seperti green loan dan sustainability linked loan, ataupun pembiayaan pada proyek-proyek energi baru terbarukan (EBT). "Kami memperkirakan, baik dari jumlah dan volume, pembiayaan secara sindikasi yang berbasis keberlanjutan dan mengedepankan prinsip-prinsip ramah lingkungan di Indonesia akan terus tumbuh dimasa yang akan datang," katanya.
Volume kredit sindikasi yang disusun oleh Bank Mandiri pada 2023 sendiri telah mencapai Rp80 triliun, naik 6,29%. Sementara jumlah transaksi naik dari 38 transaksi pada 2022 menjadi 48 transaksi.
Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan pada tahun ini BCA juga optimistis penyaluran kredit sindikasi masih bertumbuh. "BCA senantiasa berkomitmen mendukung ekonomi nasional, salah satunya dengan menyalurkan kredit secara prudent dan tetap mengkaji peluang serta mempertimbangkan prinsip kehati-hatian," katanya.
BCA telah terlibat dalam kredit sindikasi yang mencapai Rp227,84 triliun. Porsi partisipasi BCA dalam kredit sindikasi tersebut tercatat mencapai Rp48,87 triliun sepanjang 2023.
Adapun, berdasarkan data Bloomberg, volume penyaluran kredit sindikasi sepanjang 2023 mencapai US$33 miliar atau sekitar Rp512,76 triliun. Angkanya turun 6,27% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan 2022 sebesar US$35,21 atau Rp547,1 triliun.
Total transaksi kredit sindikasi di Indonesia juga mengalami penurunan dari 88 transaksi pada 2022 menjadi 86 transaksi pada 2023.