Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Right Issue BTPN Rp6,73 Triliun, BBCA Ikut Ambil Bagian

BCA akan mengikuti right issue saham BTPN untuk mempertahankan kepemilikan 1,03% di bank tersebut.
Pejalan kaki melintas di dekat logo PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. di Jakarta. - Bisnis/Dedi Gunawan
Pejalan kaki melintas di dekat logo PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. di Jakarta. - Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) bakal melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD II) atau right issue senilai Rp6,73 triliun. 

Berdasarkan keterbukaan informasi, bank tersebut menawarkan 2,58 miliar saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp20 per saham atau sebanyak 24,32% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PMHMETD II.

Harga pelaksanaannya dipatok Rp2.600 per saham. Alhasil, jumlah dana yang akan diterima BTPN dalam rangka PMHMETD II ini senilai Rp6.73 triliun. 

"Setiap pemegang 10 miliar saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada 29 Februari 2024 pukul 15.00 WIB berhak atas 3,21 miliar HMETD," tulis manajemen BTPN, dikutip pada Kamis (22/2/2024)

Setiap satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak 1 (satu) saham baru pada harga pelaksanaan yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pelaksanaan right issue

Adapun, dalam prospektus tambahan itu, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) atau BCA telah setuju untuk melaksanakan HMETD miliknya untuk mempertahankan sedikit-dikitnya 1% saham perseroan.

Pada PMHMETD II ini, BCA berhak atas 26,68 juta HMETD, di mana pelaksanaan seluruh HMETD tersebut akan mempertahankan kepemilikan BCA sebesar 1,03% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PMHMETD II.

"BCA telah setuju untuk melaksanakan HMETD miliknya untuk mempertahankan sedikit-dikitnya 1% saham perseroan yang tidak dicatatkan di BEI dan tetap dimiliki oleh Warga Negara Indonesia dan/atau Badan Hukum Indonesia berdasarkan PP No. 29/1999," tertulis dalam prospektus tersebut.

Adapun, SMBC sebagai pengendali BTPN mengungkapkan dana hasil rights issue akan digunakan untuk akuisisi dua perusahaan.

Pertama, sebesar kurang lebih 62,6% untuk melakukan ekspansi dan investasi usaha, salah satunya melalui pengambilalihan perusahaan yang bergerak di kegiatan usaha pembiayaan, yaitu PT Oto Multiartha dari PT Summit Auto Group yang merupakan anak perusahaan dari Sumitomo Corporation dan SMBC. 

Kedua, sebesar kurang lebih 37,4% untuk melakukan ekspansi dan investasi usaha, salah satunya melalui pengambilalihan perusahaan yang bergerak di kegiatan usaha pembiayaan yaitu PT Summit Oto Finance (SOF) dari PT Summit Auto Group, yang merupakan anak perusahaan dari Grup SC dan SMBC.

Namun demikian, hingga saat ini BTPN belum mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas Rencana Pengambilalihan OTO dan Rencana Pengambilalihan SOF.

Perseroan menyatakan akan terus berupaya memenuhi kekurangan atas persyaratan yang ada sampai dengan jangka waktu enam bulan sejak tanggal Efektif PMHMETD II.

Terakhir, bila dana hasil PMHMETD II ini tidak mencukupi, BTPN masih memiliki alternatif pembiayaan yang antara lain berasal dari kas internal. 

"Apabila dana hasil PMHMETD II ini melebihi nilai pengambilalihan perusahaan, maka perseroan akan menggunakan dana tersebut untuk modal kerja antara lain dalam bentuk penyaluran kredit kepada nasabah,” demikian isi prospektus BTPN. 

Berikut Jadwal Right Issue BTPN:

• Tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB): 7 Desember 2023 

• Tanggal Pernyataan Pendaftaran Menjadi Efektif: 19 Februari 2024 

• Tanggal Terakhir Perdagangan Saham dengan HMETD (Cum-Right)

– Pasar Reguler dan Negosiasi: 27 Februari 2024

– Pasar Tunai: 29 Februari 2024 

• Tanggal Mulai Perdagangan Saham Tanpa HMETD (Ex-Right

– Pasar Reguler dan Negosiasi: 28 Februari 2024 

– Pasar Tunai: 1 Maret 2024 

• Tanggal Pencatatan (Recording Date) Untuk Memperoleh HMETD: 29 Februari 2024 

• Tanggal Distribusi HMETD: 1 Maret 2024 

• Tanggal Pencatatan Efek di PT Bursa Efek Indonesia (BEI): 4 Maret 2024 

• Periode Perdagangan, Pembayaran dan Pelaksanaan HMETD: 4—13 Maret 2024 

• Periode penyerahan Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD: 6—15 Maret 2024 

• Tanggal Akhir Pembayaran yang Berasal dari Pesanan Efek Tambahan: 15 Maret 2024 

• Tanggal penjatahan pemesanan pembelian Saham Tambahan: 18 Maret 2024 

• Tanggal Pembayaran Penuh oleh Pembeli Siaga: 20 Maret 2024 

• Tanggal pengembalian uang pemesanan pembelian Saham Tambahan : 20 Maret 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper