Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) buka suara soal rencananya melepas kepemilikan sahamnya di PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS). Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan sebagai pemegang saham, pihaknya berfokus untuk creating value.
“Kita sudah lakukan merger dari BRI Syariah menjadi BSI dan value-nya naik. Maka, kita upayakan value [BSI] tidak turun," ujarnya usai agenda Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPR RI, Rabu (20/3/2024).
Lebih lanjut, dia menyebut apabila ada aksi korporasi lanjutan mengenai divestasi BRIS, tentunya ada beberapa hal yang dipertimbangkan oleh pemegang saham. Mulai dari kecocokan harga hingga calon mitra.
"Selain harga yang cocok dan bisa meningkatkan value, kedua, bahwa calon mitranya juga cocok dengan BSI. Ya, kita deal, tapi kalau enggak terpenuhi dua itu ya kita enggak deal dan akan [tetap] eksisting seperti sekarang," jelasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar juga buka suara soal rencana perseroan divestasi saham BRIS Sebagai pemegang saham, pihaknya masih terus mengkaji proses yang ada. Bahkan, dirinya sangat membuka peluang terkait pertimbangan adanya investor strategis.
“Kita dukung BRIS untuk tumbuh [berkinerja] bagus. Tapi, sebagai pemegang saham ya kita dukung dong [model bisnis BRIS],” ujarnya usai agenda PTIJK 2024, Selasa (20/2/2024) .
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, Kementerian BUMN melaporkan saat ini langkah divestasi saham BSI (BRIS) oleh BNI (BBNI) dan BRI (BBRI) masih dalam pertimbangan atas sederet opsi, termasuk pengambilalihan saham oleh investor strategis atau dengan menambah kepemilikan saham publik.
Asisten Deputi Bidang Jasa Keuangan BUMN Bin Nahadi menyebut proses pengkajian belum rampung. Adapun penyampaian pro dan kontra dari setiap aturan atas rencana divestasi ini sudah dilakukan.
“Keputusan [final] saat ini masih menunggu pimpinan, terutama Pak Menteri,” ujarnya dalam Konferensi Pers di Media Center Kementerian BUMN, Senin (18/3/2024).
Sementara itu, Investor Relations Group Head BSI Rizky Budinanda sendiri tak menampik fakta apabila kedua bank, yakni BRI dan BNI memang akan melepas saham BSI. Rizky menyebut bahwa proses divestasi ini sedang berlangsung.
Dia juga mengatakan bahwa perseroan sepenuhnya akan mengikuti arahan sesuai dengan keputusan para pemegang saham.
Akan tetapi, dia menambahkan pihaknya juga sudah memberikan usulan kepada BNI, BRI, Mandiri hingga Kementerian terkait hal yang seharusnya dimiliki oleh BSI ke depannya untuk meningkatkan nilai aset atau unlock value dari BSI.
“Untuk divestasi ini [keputusan] pemegang saham asing atau lokal [yang masuk] masih on going discussion,” imbuhnya pada awak media beberapa waktu lalu.
Saat ini, berdasarkan data RTI Business, komposisi pemegang saham BSI per 29 Februari 2024, terdiri atas Bank Mandiri yang menggenggam 51,47% saham, diikuti BNI sebesar 23,24%, dan BRI mencapai 15,38%. Sementara itu, kepemilikan publik atas saham BSI sebesar 9,87%.