Bisnis.com, JAKARTA -- Tiga Direktur Utama Himbara atau bank BUMN buka suara usai namanya muncul dalam usulan calon menteri yang potensial pada periode pemerintahan Prabowo-Gibran 2024-2029.
Sebelumnya, hal ini disampaikan oleh Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PDIP Mufti Anam usai menyoroti banyaknya calon menteri yang diusulkan dalam periode pemerintahan selanjutnya.
Menurut Mufti, Direktur Utama BRI Sunarso cocok untuk mengisi kursi sebagai calon Menteri Keuangan RI. Sementara Direktur Bank Mandiri Darmawan Junaidi dirasa mampu memimpin Kementerian BUMN.
Menanggapi ucapan sang legislator, Sunarso yang sempat menjadi Direktur Commercial & Business Banking Bank Mandiri hingga Maret 2015 ini menyebut penilaian soal kapabilitasnya dia serahkan sepenuhnya pada publik.
"Itu kan orang menilai, yang penting saya merasa bahwa [saat ini] saya bekerja secara profesional dan yang bisa saya setor dan hadirkan ke masyarakat adalah profesionalitas,” ujarnya usai agenda Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPR RI, Rabu (20/3/2024).
Sementara itu, Dirut Bank Mandiri Darmawan memilih untuk tidak berkomentar apapun. “No comment saya enggak tahu itu,” ucapnya singkat.
Baca Juga
Menariknya, bila ditarik beberapa waktu lalu, nama Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) Royke Tumilaar justru sudah tersiar lebih dulu sebagai calon Menteri Keuangan penerus Sri Mulyani.
Meski begitu, Royke yang merupakan bankir senior ini mengatakan tidak ingin menanggapi rumor lebih jauh. “Enggak. Gosip lah. Aku enggak mau nanggepin gosip,” ucapnya pada awak media.
Berdasarkan informasi dari narasumber yang enggan disebutkan namanya oleh Bloomberg, rencana pembentukan kabinet ini memang masih berada pada tahap awal dan baru akan diperdalam ketika Prabowo-Gibran resmi dinyatakan sebagai pemenang oleh KPU pada 20 Maret 2024 mendatang.
Prabowo diketahui membidik para mantan bankir untuk dijadikan sebagai menteri keuangan. Dirinya dikabarkan mencari para teknokrat yang dapat mengamankan pendanaan untuk janji-janji kampanyenya sembari menjunjung tinggi kehati-hatian fiskal.