Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Simpanan Nasabah Individu Lesu, Masyarakat RI Doyan Makan Tabungan?

Lesunya simpanan nasabah individu terlihat dari pertumbuhan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang mengalami penurunan pada Februari 2024.
Ilustrasi simpanan di bank. /Freepik
Ilustrasi simpanan di bank. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) berdasarkan golongan nasabah, yakni perorangan mengalami penurunan pada Februari 2024. Lantas, benarkah hal ini terdorong fenomena masyarakat makan tabungan?

Berdasarkan Analisis Perkembangan Uang Beredar Februari 2024 yang dirilis Bank Indonesia, secara total, DPK secara industri sebesar Rp8.193 triliun, tumbuh 5,4% secara tahunan (year on year/yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya 5,8% yoy.  

Adapun, DPK perorangan justru mengalami pelemahan, di mana tumbuh 3,2% pada Februari 2024, dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 5,4%. Sementara, DPK korporasi tumbuh 8,6% yoy, naik dibanding Januari 2024 sebesar 6,2%. 

Peneliti INDEF Abra Talattov, menyebut penurunan DPK perseroangan ini sudah terjadi sejak 2023 lalu. Menurutnya, lemahnya DPK lantaran disebabkan keringnya likuiditas di masyarakat

“Masyarakat harus menghadapi tren inflasi pangan, [yang] menyebabkan masyarakat harus menggunakan tabungannya untuk keperluan konsumsi. Ada istilah ‘mantab’ makan tabungan,” ujarnya pada Bisnis, Selasa (26/3/2024)

Kata Abra, terjadi pergeseran porsi, di mana penghasilan masyarakat untuk tabungan telah dialihkan untuk konsumsi. Apalagi, belakangan terjadi inflasi pangan cukup tinggi mencapai 8,5% per Februari 2024.

Lebih lanjut, dia memaparkan, berdasarkan data rata-rata bulanan, Indeks Penghasilan saat ini mengalami penurunan pertumbuhan pada seluruh kelompok pengeluaran. 

Bila dirinci terdapat lima kelompok pengeluaran, yakni Pengeluaran Rp1 juta-Rp2 juta; Pengeluaran Rp2,1 juta-Rp3 juta; Pengeluaran Rp3,1 juta – 4 juta; Pengeluaran Rp2,1 – 5 juta dan pengeluaran di atas Rp5 juta. Masing-masing tumbuh 28,1%; 36,6%; 35,6%;  31,3% dan 31,6%

Sementara untuk tahun 2023, tiap kelompok hanya tumbuh 0,13%; -2,28%; 5,04%; 5,74% dan 7,29%

Hal ini juga tercermin dari proporsi tabungan masyarakat di seluruh kelompok pengeluaran menurun, bahkan kontraksi. 

Tercatat masih dengan kategori yang sama, rasio tabungan per kelompok pengeluaran tumbuh 7%; 10,4%, 11,1%; 7,9% dan 6,3% pada 2022. Angka tersebut lebih tinggi dibanding tahun lalu atau 2023 yang hanya -3,1%; -4,7%; -0,6%; -0,2% dan 0,7%

Senada, Executive Director Segara Research Institute Piter Abdullah mengatakan nasabah individu mengalami perlambatan karena banyak yang  mulai makan tabungan di tengah kondisi pengeluaran yang lebih besar daripada penghasilan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper