Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) melaporkan terjadi penurunan transaksi di ATM sebesar 7,9% pada momen libur Idulfitri 6-15 April 2024 dibanding periode libur lebaran 2023.
Corporate Secretary Bank Mandiri Teuku Ali Usman menyebut penyebab penurunan ini karena beralihnya transaksi nasabah menggunakan layanan digital salah satunya melalui fitur transfer BI Fast di Super App Livin' by Mandiri.
“Hal tersebut tercermin dari melonjaknya transaksi transfer uang melalui BI-Fast di Livin' by Mandiri yang mencapai Rp 26,6 triliun pada periode 6 - 15 April 2024,” ujarnya pada Bisnis, Minggu (21/4/2024)
Dia melanjutkan jumlah tersebut meningkat dua kali lipat dari periode libur lebaran tahun lalu.
Peningkatan ini juga disebabkan oleh tren nasabah yang memanfaatkan layanan digital Livin’ by Mandiri untuk melakukan transaksi sehari-hari dan berbelanja.
Sementara itu, untuk melayani nasabah korporasi, grosir dan SPBU, Bank Mandiri menyediakan Layanan Antar Jemput Uang (LAJU) yang memudahkan dalam penyetoran dan penarikan uang tunai.
Baca Juga
Selama libur Lebaran tahun 2024, layanan LAJU mencatatkan transaksi sebesar Rp 831 miliar meningkat sebesar 14% dibandingkan periode libur Lebaran tahun sebelumnya.
Kenaikan transaksi LAJU ini salah satunya ditopang oleh jumlah libur lebaran 2024 yang lebih lama dari tahun 2023 serta makin mudahnya akses nasabah wholesale untuk LAJU melalui Kopra by Mandiri.
Baginya, peningkatan transaksi ini tidak hanya mencerminkan kepercayaan nasabah terhadap Bank Mandiri sebagai mitra finansial yang andal, tetapi juga menunjukkan adaptasi yang baik terhadap teknologi digital dalam memenuhi kebutuhan finansial masyarakat, khususnya dalam menghadapi momen penting seperti Lebaran.
“Bank Mandiri berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan agar dapat memberikan pengalaman transaksi yang lebih baik dan memuaskan bagi seluruh nasabah,” ucap Ali.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan data Surveillance Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru-baru ini, jumlah terminal ATM/CRM/CDM di bank umum mencapai 91.412 unit pada akhir 2023.
Terjadi penurunan 2.604 terminal ATM/CRM/CDM di bank, dibandingkan akhir 2022 sebanyak 94.016 terminal. Selain jumlah ATM, transaksi memakai kartu ATM pun turun.
Mengacu statistik sistem pembayaran dan infrastruktur pasar keuangan (SPIP) Bank Indonesia (BI), jumlah transaksi kartu ATM turun 7,33% secara tahunan (year on year/yoy) pada Januari 2024, menjadi 583,02 juta transaksi.
Adapun, nilai transaksi kartu ATM dan debit turun 7,68% yoy menjadi Rp593,43 triliun pada Januari 2024. Penurunan jumlah ATM dan transaksinya itu terjadi seiring dengan pesatnya digitalisasi perbankan.
BI mencatat nilai transaksi digital perbankan pada awal tahun atau Januari 2024 telah mencapai Rp5.335,33 triliun, tumbuh 17,19% yoy. Nilai transaksi uang elektronik meningkat 39,28% yoy mencapai Rp83,37 triliun pada Januari 2024. Sementara, nominal transaksi QRIS tercatat tumbuh pesat 149,46% yoy, mencapai Rp31,65 triliun.