Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Punya 'Dana Dingin' untuk Investasi? Intip Bunga Deposito dengan Penawaran Tertinggi

Suku bunga deposito perbankan mengalami penurunan per Februari 2024, mana yang menarik untuk meletakkan dana investasi?
Ilustrasi investasi dengan instrumen deposito perbankan. Dok. Freepik
Ilustrasi investasi dengan instrumen deposito perbankan. Dok. Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Suku bunga deposito perbankan mengalami penurunan pada awal tahun ini atau setidaknya hingga Februari 2024, di tengah proyeksi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Lalu jika punya dana dingin alias belum digunakan dalam jangka  pendek, ke bank mana yang paling menguntungkan untuk ditempatkan?

Mengacu laporan Indikator Pasar Keuangan yang dirilis Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) baru-baru ini, suku bunga simpanan perbankan stabil di tengah kondisi likuiditas perbankan yang relatif memadai. Rata-rata tingkat bunga deposito rupiah seluruh bank turun 2 basis poin (bps) ke level 4,08% pada Februari 2024.

"Hal ini dipengaruhi strategi penyesuaian suku bunga perbankan pada awal tahun," tulis LPS dalam laporannya pada Senin (22/4/2024).

Berdasarkan kelompok bank, suku bunga deposito di bank-bank kecil atau kelompok bank dengan modal inti (KBMI) I dan KBMI II menunjukkan penurunan masing-masing sebesar 3 bps ke level 4,27% dan 3,92%.

Sementara bank kelas kedua atau KBMI III mencatatkan penurunan bunga depositonya 2 bps ke level 3,76%. Bunga deposito di bank jumbo atau KBMI IV paling kecil yakni di level 3,2%.

Pada periode yang sama, suku bunga simpanan valuta asing (valas) mengalami kenaikan terbatas dengan suku bunga rata-rata valas industri naik 4 bps ke level 1,96%. KBMI II mencatatkan kenaikan bunga deposito valas 8 bps ke level 1,74%. Lalu, bunga deposito di KBMI III naik 6 bps ke level 2,16%.

"Kenaikan bunga deposito valas lebih dipengaruhi strategi bank dalam pengelolaan likuiditas valas," tulis LPS. 

Dalam laporannya, LPS memproyeksikan suku bunga simpanan rupiah diperkirakan akan cenderung stabil sejalan dengan arah kebijakan suku bunga acuan BI, kondisi likuiditas, dan tingkat kompetisi bank. 

Di sisi lain, suku bunga simpanan valas diperkirakan melandai sejalan dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga kebijakan pada semester II/2024. Kondisi likuiditas dan target penyaluran kredit akan memengaruhi kecepatan respon dan strategi individual bank dalam menetapkan suku bunga simpanan serta kredit.

Adapun, BI masih menahan laju suku bunga acuannya di level 6% dalam Rapat Dewan Gubernur Maret (RDG) BI 2024 pada 19 Maret 2024 dan 20 Maret 2024. BI rate baru akan diumumkan lusa bersamaan dengan RDG April 2024.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI rate pada level 6% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability, yaitu untuk menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024. 

Sebelumnya, BI telah mempertahankan suku bunga acuan selama 4 bulan sejak dinaikkan terakhir pada Oktober 2023 sebesar 25 bps.

BI sendiri masih memproyeksikan akan adanya penurunan suku bunga acuan pada tahun ini. "Kami melihat ruang terbuka penurunan BI rate di semester II/2024. Bisa maju, bisa mundur, faktor-faktor penentu salah satunya inflasi," ujar Perry dalam konferensi pers RDG BI pada bulan lalu (20/3/2024).

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper