Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diprediksi Masih Menanjak, Tren Inflasi Medis Negara Berkembang Lebih Tinggi

Inflasi medis di Indonesia dan berbagai negara secara global diperkirakan akan terus mengalami tren double digit untuk ke depannya.
Ilustrasi inflasi medis/thisisaustralia.com
Ilustrasi inflasi medis/thisisaustralia.com

Bisnis.com, JAKARTA Inflasi medis di Indonesia dan berbagai negara secara global diperkirakan akan terus mengalami tren double digit untuk ke depannya. Negara-negara berkembang juga memiliki kecenderungan inflasi medis yang lebih tinggi. 

Hal ini diungkapkan oleh Chief Customer and Marketing Officer Prudential Indonesia Karin Zulkarnaen dalam paparannya, dengan mengutip data dari survei Mercer Marsh Benefits (MMB) pada 2024. 

Adapun berdasarkan data dari MMB, diketahui bahwa tingkat tren medis pada 2024 di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata Asia sebesar 11,4%.

“Berdasarkan data dari Mercer Marsh Benefits, ini menampilkan bahwa ternyata inflasi medis itu bukan hanya terjadi di Indonesia,” tuturnya dalam peluncuran produk PRUWell Medical di Jakarta, Selasa (7/5). 

Berdasarkan data MMB, dijelaskan bahwa inflasi medis selalu lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi umum. inflasi medis di Indonesia pada 2023 mencapai sebesar 13,6% dan inflasi umum pada 2024 diproyeksi sebesar 3%. 

Karin menuturkan bahwa kenaikan inflasi medis terjadi akibat adanya beberapa faktor. Hal ini meliputi peningkatan biaya dokter, treatment, operasi dan juga adanya kemajuan teknologi di bidang medis, sehingga variasi untuk treatment semakin banyak. 

“Wajar jika rumah sakit terus berinvestasi di alat-alat medis, di teknologi yang terbaru untuk meningkatkan kualitas kesehatan. Namun tentu ada biayanya. Jadi, ada good news-nya, tapi ada biayanya,” jelasnya. 

Faktor berikutnya adalah penundaan perawatan di kala pandemi, dengan banyaknya orang menunda pergi ke dokter atau rumah sakit kecuali untuk keadaan yang mendesak. Hal ini, menurutnya telah menyebabkan kondisi kesehatan yang tidak terdeteksi menjadi lebih parah dan memerlukan biaya yang lebih besar untuk pengobatan.

Untuk ke depannya, dia mengatakan bahwa tren inflasi ke depan akan masih double digit. Kenaikan cenderung terjadi di negara-negara Timur Tengah dan Afrika. Negara-negara berkembang juga memiliki kecenderungan inflasi medis yang lebih tinggi, jika dibandingkan negara-negara maju. 

“Memang satu tantangan ya buat dunia. Jadi bukan hanya di Indonesia, karena kita juga ikut lihat di negara-negara lain,” tutur Karin. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper