Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kondisi Kredit, NPL, hingga NIM Bank Terbaru saat Volatilitas Global Membayangi

Di tengah volatilitas pasar keuangan global, OJK menyebut kinerja perbankan Indonesia menunjukkan kondisi resilien dan stabil.
Ilustrasi perbankan/Shutterstock
Ilustrasi perbankan/Shutterstock

Bisnis.com, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut kredit per Maret 2024 tumbuh dobel digit, sebesar 12,4% secara tahunan menjadi Rp7.245 triliun secara tahunan. Angka ini naik secara bulanan, dari Februari 2024 yang mencapai 11,28%. 

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan di tengah volatilitas pasar keuangan global, kinerja industri perbankan menunjukkan kondisi resilien dan stabil. 

“Profitabilitas perbankan yang tercermin dari return on asset [ROA] berada di level 2,62% per Maret 2024, naik 2,52% dari bulan sebelumnya. Lalu net interest margin [NIM] mejadi 4,59% dari bulan sebelumnya 4,49%,” ujarnya dalam paparan RDKB, Senin (13/5/2024)

Lebih lanjut, permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) perbankan berada pada level 26% per Maret 2024, dari 27,72% pada Februari 2024. 

“Bantalan mitigasi risiko [perbankan] cukup solid di tengah kondisi ketidakpastian global saat ini,” ucapnya. 

Adapun, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga secara bulanan tumbuh positif. Pada Maret 2024 DPK tercatat mencapai 1,9% (month to month/Mtm) dari sebelumnya 0,3%. Adapun, secara tahunan DPK tumbuh 7,44% menjadi Rp8.601 triliun dari sebelumnya Rp8.006 triliun. 

Likuiditas industri perbankan pada Maret 2024 memadai dengan rasio-rasio likuiditas yang masih jauh di atas level kebutuhan pengawasan.

Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing menjadi 121,05% dan 27,18% atau jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50% dan 10%.

Rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) gross 2,25% per Maret 2024, turun dibandingkan dengan Februari 2024 2,35%. Kemudian NPL net 0,77% per Maret 2024 dari bulan sebelumnya 0,82%.

“Adapun, kondisi volatilitas nilai tukar tupiah secara relatif tidak langsung memberikan pengaruh signifikan pada permodalan bank, mengingat posisi devisa neto perbankan [PDN] pada level 1,66%,” ucapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper