Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI: Transaksi via Kartu ATM Anjlok Tahun Ini, QRIS Melesat

Bank Indonesia mencatat transaksi via kartu ATM anjlok pada tahun ini, sementara QRIS justru melesat.
Pelanggan membayar minuman via transaksi digital menggunakan fitur QRIS di salah satu kedai kopi, Jakarta, Jumat (21/7/2023). Pada tahun ini, Bank Indonesia menargetkan 45 juta pengguna QRIS. JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Pelanggan membayar minuman via transaksi digital menggunakan fitur QRIS di salah satu kedai kopi, Jakarta, Jumat (21/7/2023). Pada tahun ini, Bank Indonesia menargetkan 45 juta pengguna QRIS. JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM anjlok pada tahun ini. Sementara, transaksi digital perbankan melalui QRIS kian melesat.

Berdasarkan data BI, nominal transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM atau debit anjlok sebesar 12,49% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada April 2024 mencapai Rp619,19 triliun.

Pada bulan sebelumnya atau Maret 2024, transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM atau debit juga turun 3,8% yoy. Penurunan transaksi kartu itu terjadi di tengah pesatnya digitalisasi perbankan.

"Kinerja transaksi sistem pembayaran tetap tumbuh kuat," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada beberapa waktu lalu.

Tercatat, nominal transaksi digital banking mencapai Rp5.340,92 triliun atau tumbuh sebesar 19,08% yoy. Kemudian, nominal transaksi uang elektronik meningkat 33,99% yoy sehingga mencapai Rp90,44 triliun. 

Lalu, nominal transaksi QRIS tumbuh hampir 3 kali lipat atau 194,06% yoy, dengan jumlah pengguna mencapai 48,90 juta dan jumlah merchant 31,86 juta. Selain itu, pada April 2024, transaksi BI-FAST tumbuh 56,70% yoy sehingga mencapai Rp612,90 triliun. 

Di perbankan, jumlah ATM pun memang menyusut. Mengacu data Surveillance Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah terminal ATM/CRM/CDM di bank umum mencapai 91.412 unit pada 2023.

Terjadi penurunan 2.604 terminal ATM/CRM/CDM di bank, dibandingkan akhir 2022 sebanyak 94.016 terminal.

Transaksi di ATM BCA dan BRI 

Di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) pun terjadi penurunan transaksi ATM 14% yoy. Direktur Retail Funding and Distribution Andrijanto mengatakan penurunan transaksi ATM ini terutama terjadi untuk transaksi tarik tunai.

Namun, aktivitas setor tunai melalui mesin CRM BRI meningkat seiring peningkatan perbaikan bisnis proses. 

"Penyebab turunnya tarik tunai di ATM ini salah satunya disebabkan oleh makin terbiasanya masyarakat bertransaksi melalui BRImo dan channel digital," kata Andrijanto kepada Bisnis.

Andrijanto mengatakan untuk tahun ini, BRI juga memproyeksikan transaksi di ATM akan menurun 10%. Hal ini, katanya, mengingat shifting perilaku yang terjadi di masyarakat serta berbagai inisiatif penguatan platform digital yang berdampak pada shifting dari transaksi cash menjadi cashless," katanya. 

Meski begitu, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) masih mencatatkan peningkatan transaksi ATM dan masih menilai peran penting ATM.

Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan jumlah ATM di BCA juga dalam tren meningkat.

"BCA melihat kehadiran mesin ATM masih berperan penting dan menjadi pilihan masyarakat dalam melakukan transaksi perbankan," ujar Hera kepada Bisnis.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper