Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat di tengah volatilitas pasar keuangan global, kinerja industri perbankan Indonesia per April 2024 tetap resilien dan stabil, di tengah kondisi likuiditas global yang cukup ketat.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Edina Rae mengatakan tingkat profitabilitas ROA sebesar 2,51% dan net interest margin (NIM) sebesar 4,56%.
Lalu, permodalan (CAR) perbankan masih pada evel yang relatif tinggi yaitu sebesar 25,99% dari sebelumnya 25,96%, artinya menjadi bantalan mitigasi risiko yang solid di tengah kondisi ketidakpastian global.
“Dari sisi kinerja intermediasi, pada April 2024, kredit melanjutkan pertumbuhan catatan dobel digit di kisaran 13% yoy, dari Maret sebesar 12,4% menjadi Rp7.310,7 triliun,” ujarnya dalam RDK Bulanan, Senin (10/6/2024)
Menurutnya, pertumbuhan kredit yang signifikan ini melanjutkan pertumbuhan kredit pada periode sebelumnya dan searah dengan target kredit 2024.
“Pertumbuhan kredit baik ini menunjukkan dukungan dan komitmen perbankan yang tinggi dalam pertumbuhan ekonomi nasional,” imbuhnya.
Baca Juga
Sejalan dengan pertumbuhan kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami pertumbuhan positif. Pada April 2024, 8,21% yoy ketimbang Maret 7,44%.
DPK tercatat tumbuh sebesar 8,1% yoy sebelumnya Maret 7,44% yoy menjadi Rp8.653 triliun, dengan giro menjadi kontributor pertumbuhan terbesar yaitu 11,81% yoy.
Likuiditas industri perbankan pada April 2024 memadai dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 113,9% dan 25,6% atau jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50% dan 10%.
“Kondisi tersebut searah dengan likuiditas global yang cukup ketat di tengah kebijakan bank sentral AS yang mempertahankan higher for longer,” ujarnya pada RDK Bulanan, Senin (10/6/2024).
Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL gross perbankan sebesar 2,33% dan NPL net 0,81%. Adapun, NPL gross UMKM April 2024 mencatat 4,26%, di mana Maret 3,98%. Lalu, NPL net 1,54%, di mana bulan lalu 1,45%
Peningkatan NPL gross UMKM utamanya pada segmen kredit kecil dan mikro yang naik menjadi 3,89%, dari sebelumnya 3,65%.
“Walaupun demikian, perbankan telah mengantisipasi kenaikan NPL UMKM dengan membentuk CKPN kredit UMKM Rp85,5 triliun dan total perbandingan CKPN UMKM terhadap total NPL UMKM mencapai 137,37%,” katanya.