Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah bank jumbo atau kelompok bank dengan modal inti (KBMI) IV seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencatatkan penyusutan harga sahamnya pada paruh pertama 2024.
Berdasarkan data RTI Business, harga saham BBRI turun 0,9% dan ditutup di level Rp4.400 per lembar pada perdagangan hari ini, Senin (24/6/2024). Harga saham BBRI pun ambrol 23,14% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd).
Kemudian, harga saham BMRI turun 2,04% ke level Rp6.000 pada penutupan perdagangan hari ini. Harga saham BMRI juga turun 0,83% ytd.
Harga saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) ditutup di level Rp4.540 pada perdagangan hari ini, turun 15,53% ytd.
Hanya PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang mencatatkan peningkatan harga saham 2,13% ytd, ke level Rp9.600 pada penutupan perdagangan hari ini.
Saham sejumlah bank jumbo pun banyak dijual oleh asing. BBRI mencatatkan nilai jual asing atau net foreign sell sebesar Rp16,34 triliun sepanjang tahun berjalan. Kemudian, saham BMRI mencatatkan net foreign sell Rp62,84 miliar pada paruh pertama 2024. Lalu, saham BBNI mencatatkan net foreign sell Rp702,57 miliar.
Baca Juga
Hanya BBCA yang mencatatkan nilai beli asing atau net foreign buy Rp245,52 miliar sepanjang tahun berjalan.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan kinerja lesu bank jumbo pada paruh pertama 2024 didorong oleh sentimen, salah satunya kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
Adapun, kinerja harga saham yang paling jeblok pada paruh pertama 2024 adalah BBRI. Meskipun, saham BBRI dinilai masih memiliki fundamental kuat.
"BBRI merupakan bank yang masuk ke dalam KBMI [kelompok bank dengan modal inti] IV yang sustainable, ditopang oleh sektor UMKM," ujarnya kepada Bisnis pada Senin (24/6/2024).
Sebelumnya, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai saham bank jumbo memang mengalami koreksi seiring sentimen negatif di pasar, di antaranya terkait suku bunga acuan. Namun, prospek saham perbankan masih baik untuk jangka panjang.
“Akan tetapi, potensi valuasi di masa yang akan datang masih sangat baik,” ujarnya.
Analis Samuel Sekuritas Prasetya Gunadi dan Brandon Boedhiman menilai saham bank-bank jumbo masih berperingkat overweight. "BMRI dan BBCA sebagai pilihan utama kami," kata Prasetya dan Brandon dalam risetnya pada awal bulan ini (6/6/2024).
BBRI direkomendasikan buy dengan target harga Rp5.000. BMRI direkomendasikan buy dengan target harga Rp7.400.
Kemudian, BBNI direkomendasikan buy dengan target harga Rp5.400. Lalu, BBCA direkomendasikan buy dengan target harga Rp10.800.
Menurut Prasetya dan Brandon, bank-bank jumbo itu sebagian besar telah diperhitungkan oleh pasar karena memiliki rasio dana murah atau current account saving account (CASA) yang tinggi. Dengan kondisi tersebut, bank jumbo akan terus menikmati biaya dana yang lebih rendah di tengah kondisi likuiditas yang semakin ketat.