Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Direktur Ungkap Penyebab BNI Pilih Jalur Kembangkan Paylater Bareng Shopee

BNI menggandeng Shopee dalam mengembangkan layanana paylater karena menghindari tumpang tindih dengan produk KTA.
Nasabah melakukan transaksi menggunakan anjungan tunai mandiri di kantor cabang BNI, Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha
Nasabah melakukan transaksi menggunakan anjungan tunai mandiri di kantor cabang BNI, Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) memilih menyalurkan pinjaman lewat fitur paylater menggunakan skema channeling dengan menggandeng pihak ketiga alias third party yakni Shopee Paylater.

Itu artinya, rencana menyematkan buy now pay later (BNPL) di superapp terbaru BNI yakni wondr belum akan terealisasi dalam waktu dekat. Padahal, BNI sempat mengumumkan bakal meluncurkan fitur paylater di aplikasi BNI Mobile Banking pada awal 2024. 

Direktur Technology and Operations BNI Toto Prasetio mengatakan meski memiliki aplikasi superapp terbaru, BNI belum memutuskan untuk langsung menyematkan fitur BNPL di wondr. Hal ini lantaran menghindari tumpang tindih dengan produk Kredit Tanpa Agunan (KTA) yang sudah ada.

“Iya agar tidak overlapping [KTA dan paylater]. Pendekatan saat ini kita kerja sama dengan third party BNPL dibanding bangun di aplikasi sendiri, tapi bisa saja berubah tergantung kondisi market,” ujarnya pada awak media usai Peluncuran wondr by BNI, Jumat (5/7/2024).

Lebih lanjut, Toto menuturkan kerja sama channeling ini dinilai lebih efisien dibandingkan dengan menyalurkan pinjaman secara mandiri. Pasalnya, jumlah penyaluran pembiayaan melalui BNPL terbilang kecil.

 Dalam kerja sama dengan Shopee Paylater, BNI melakukan proses penyaluran dana (disburse) kepada nasabah Shopee.

"Kalau paylater kan jumlahnya kecil, kalau jumlahnya kecil-kecil, proses pun akan sangat tedious [melelahkan] kalau kita lakukan sendiri. Saat ini menurut kami lebih efisien kalau kita kerja sama, despite [meskipun] kemudian kita ada arrangement khusus dengan Shopee,” ucapnya. 

Selanjutnya, dengan adanya kerja sama ini, perseroan pun mengintegrasikan masing-masing credit scoring atau penilaian kredit dari BNI dan Shopee Paylater. 

“Soalnya kan dilihat [dari] behavior [perilaku] udah belanja berapa kali di sana [Shopee], nah itu kan [Shopee] punya scoring kita juga punya,” ucapnya. 

Artinya, itu memungkinkan untuk keduanya melihat perilaku belanja nasabah di platform Shopee sebagai salah satu faktor dalam menentukan kelayakan dan pengelolaan risiko dalam memberikan pinjaman melalui Paylater.

Di samping itu, Toto mengungkapkan bahwa kerja sama dengan Shopee Paylater yang merupakan bagian dari Sea Group itu berkaitan dengan bank digital Hibank. Adapun, BNI merupakan pemegang saham pengendali Hibank dengan porsi 63,92%.

"Ada [hubungannya]. Jadi gini, Hibank kan secara teknologi memang di-support oleh Sea Group. Jadi kita bagi segmennya. Nanti kita split dengan Hibank. [Artinya] jadi berapa yang mau kita berikan [pinjaman], nanti kan nasabah yang apply, ada yang lewat ke BNI, ada yang lewat Hibank [channeling-nya]," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Editor : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper