Bisnis.com, JAKARTA -- PT Sinar Mas Multiartha Tbk. (SMMA) menyebutkan pembubaran PT Bima Multi Finance merupakan solusi terbaik bagi perusahaan leasing tersebut.
Felix, Direktur SMMA menyebutkan keputusan pembubaran Bima Multifinance disebabkan entitas ini belum dapat memenuhi POJK mengenai permodalan. Saat yang sama, beberapa kreditur belum dapat memberikan keringanan pembayaran utang.
"Para pemegang saham sukarela, yakni pemegang saham yang melakukan konversi utang jadi modal dalam rangka penyelamatan, sepakat untuk tidak menambah modal kepada Bima. Jadi solusi terbaik menutur para pemegang saham sukarela adalah melakukan pembubaran Bima," kata Felix saat dihubungi Bisnis, Kamis (11/7/2024).
Sebagai konteks, Bima Multi Finance berstatus PKPU pada 2017. Selanjutnya berdasarkan Keputusan Homologasi No. 77.PDT.Sus-PKPU.2017/PN.Niaga.JKT.PST tanggal 4 Agustus 2017 dilakukan penataan utang kepada para kreditur. Sebagaian pemberi pinjaman melakukan konversi utang menjdi saham. Sedangkan sebagian lainnya melakukan pembaharuan perjanjian kredit.
Dalam akta terakhir berdasarkan laporan keuangan 2022, pemegang saham BIMA setelah konversi sukarela menjadi PT Bank Victoria International Tbk. (34,91%), PT Sinar Mas Multiartha Tbk. (23,10%), PT Asuransi Sinar Mas (15,96%), PT Buana Anggana Mandura (15,89%), PT Victoria Insurance Tbk. (2,63%), PT Victoria Sekuritas Indonesia (2,03%), PT Asuransi Simas Insurtech (1,01%), PT Asuransi Maximus Graha Persada Tbk. (1,01%), Erly Syahada (1%), Sukran Abdul Gani (1%), PT MNC Asuransi Indonesia (0,65%), PT Bank Sahabat Sampoerna (0,41%), PT Victoria Alife Indonesia (0,40%).
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Heliantono & Rekan, perusahaan leasing Bima Multi Finance mencatatkan total ekuitas minus senilai Rp149,29 miliar pada 31 Desember 2022.
Baca Juga
Posisi itu membaik jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya meski masih menorehkan nilai minus Rp170,62 miliar.
Meski memiliki ekuitas minus, perusahaan mencatatkan laba sebesar Rp21,3 miliar pada 2022. Sedangkan aset perusahaan mencapai Rp246,82 miliar dengan liabilitas Rp396,11 miliar.