Bisnis.com, JAKARTA -- Pemegang saham PT Bima Multi Finance mengumumkan membubarkan perusahaan. Pembubaran Bima Multi Finance berdasarkan RUPS Luar Biasa yang diselenggarakan pekan lalu.
"Berdasarkan RUPS Luar Biasa tanggal 28 Juni 2024, pemegang saham PT Bima Multi Finance telah memutuskan untuk melakukan pembubaran perseroan," tulis pengumuman di Neraca bertanggal 11 Juli 2024.
Disebutkan, pemegang saham juga menunjuk Soni Sanjaya dan Eko Sulistiyanto EB sebagai likuidator perseroan.
"Sehubungan dengan hal tersebut [pembubaran], perseroan akan menyelesaikan segenap hak dan kewajiban baik kepada konsumen/debitur ataupun kepada kreditur dalam waktu sesegera mungkin," tertulis lebih lanjut dalam pengumuman.
Disebutkan juga para kreditur ataupun pihak yang memiliki tagihan ke Bima Multi Finance untuk menyampaikan tagihan dalam waktu 60 hari sejak tanggal pengumuman.
Berdasarkan laman Bima Multi Finance, perusahaan menempatkan laporan keuangan terakhir pada 2022. Dalam laporan ini, pemegang saham perusahaan adalah
Baca Juga
PT Bank Victoria International Tbk. (34,91%), PT Sinar Mas Multiartha Tbk. (23,10%), PT Asuransi Sinar Mas (15,96%), PT Buana Anggana Mandura (15,89%), PT Victoria Insurance Tbk. (2,63%), PT Victoria Sekuritas Indonesia (2,03%), PT Asuransi Simas Insurtech (1,01%), PT Asuransi Maximus Graha Persada Tbk. (1,01%), Erly Syahada (1%), Sukran Abdul Gani (1%), PT MNC Asuransi Indonesia (0,65%), PT Bank Sahabat Sampoerna (0,41%), PT Victoria Alife Indonesia (0,40%).
Dalam laporan yang sama disebutkan Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Heliantono & Rekan, perusahaan leasing Bima Multi Finance mencatatkan total ekuitas minus senilai Rp149,29 miliar pada 31 Desember 2022. Posisi itu membaik jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya meski masih menorehkan nilai minus Rp170,62 miliar.
Meski memiliki ekuitas minus, perusahaan mencatatkan laba sebesar Rp21,3 miliar pada 2022. Sedangkan aset perusahaan mencapai Rp246,82 miliar dengan liabilitas Rp396,11 miliar.