Bisnis.com, JAKARTA -- Proses merger antara PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) milik taipan James Riady dan PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) yang dimiliki oleh konglomerat Hary Tanoesoedibjo masih belum rampung hingga paruh pertama 2024. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan bahwa proses merger ini tidak batal.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyatakan bahwa rencana merger antara Bank Nobu dan Bank MNC masih berjalan dan terus berproses. Ia menekankan pentingnya kehati-hatian dalam menyatukan dua bank dengan karakteristik bisnis dan budaya perusahaan yang berbeda, agar hasilnya adalah bank yang sehat.
"Hingga saat ini, belum ada informasi mengenai pembatalan rencana merger Bank Nobu dan Bank MNC," kata Dian dalam jawaban tertulis pada Senin (15/7/2024). Kedua bank tersebut masih berkomitmen untuk melanjutkan proses merger.
Komitmen kedua belah pihak tercermin dari transaksi cross ownership antara kedua grup usaha, dengan masing-masing grup memiliki 10% saham di bank lawannya, sebagai upaya memuluskan jalan menuju merger. OJK belum menetapkan batas waktu yang kaku untuk merger ini, namun akan mendiskusikan kerangka waktunya dengan manajemen dan pemegang saham pengendali kedua bank.
OJK sendiri belum atau tidak menetapkan batas waktu tertentu yang rigid atas merger kedua bank milik konglomerat itu. "Akan tetetapi tentunya kami akan mendiskusikan kerangka waktunya dengan manajemen dan pemegang saham pengendali kedua bank," tuturnya. Sebagaimana diketahui, kedua bank dikabarkan merger sejak awal 2023. Namun, hingga saat ini proses merger masih alot.
Berdasarkan data kepemilikan saham Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), memang terlihat adanya transaksi antara MNC Group dan Lippo Group di masing-masing emiten bank.
Baca Juga
Di Bank Nobu tercatat transaksi masuknya entitas MNC Group, yakni PT MNC Land Tbk. (KPIG) yang menjadi pemegang saham dengan porsi 10% atau mengenggam sebanyak 747,84 juta saham NOBU. Di sisi lain, PT Prima Cakrawala Sentosa, entitas usaha milik Grup Lippo mengurangi porsi saham di NOBU dari 20,66% menjadi 10,66%. Sedangkan Bank MNC, Prima Cakrawala Sentosa masuk dengan kepemilikan saham sebesar 10% atau sebesar 4,44 miliar saham. Sementara porsi MNC Land di Bank MNC susut.
Kedua bank juga telah memberikan penjelasan terkait kabar merger. Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Corporate Secretary Bank MNC Heru Sulistiadhi mengatakan perseroan akan patuh kepada ketentuan OJK. "Terkait dengan merger, pihak yang paling berkompeten untuk menjelaskan adalah OJK," katanya pada beberapa waktu lalu (22/4/2024).
Corporate Secretary NOBU Mario Satrio juga mengatakan perseroan sepenuhnya patuh dan tunduk pada ketentuan OJK. "Apabila perseroan akan melakukan aksi korporasi apapun, perseroan akan memenuhi ketentuan terkait aksi korporasi tersebut termasuk ketentuan tentang keterbukaan informasi," jelasnya pada beberapa waktu lalu (24/4/2024).