Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Indonesia Midyear Challenges 2024: OJK Ungkap Kondisi Bank Terkini, Kredit hingga NPL

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan kondisi perbankan RI terkini di acara Bisnis Indonesia Midyear Challenges 2024, Senin (29/7/2024).
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan sekaligus Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae memberikan paparan saat Bisnis Indonesia Midyear Challenges 2024 di Jakarta, Senin (29/7/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan sekaligus Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae memberikan paparan saat Bisnis Indonesia Midyear Challenges 2024 di Jakarta, Senin (29/7/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai kinerja industri perbankan Indonesia per Juni 2024 menunjukkan kondisi yang resilien dan stabil. Hal tersebut didukung oleh kinerja intermediasi bank yang meningkat. 

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Edina Rae menuturkan bahwa kredit meningkat Rp102,29 triliun atau tumbuh 1,39% secara bulanan (month-to-month/mtm). Adapun, secara tahunan kredit melanjutkan capaian dobel digit dengan pertumbuhan sebesar 12,36% yoy menjadi Rp7.478,4 triliun.

“Kredit UMKM tumbuh 5,68% yoy pada Juni 2024. Meski pertumbuhan [UMKM] diakui lebih lambat dibanding kredit non UMKM,” ujarnya dalam agenda Bisnis Indonesia Midyear Challenges 2024 yang mengusung tema 'Meneropong Prospek Ekonomi di Tengah Perubahan Geopolitik dan Kebijakan Pemerintah', Senin (29/7/2024).

Pada periode yang sama, dia mengungkapkan kualitas kredit yang tercermin dari rasio kredit masalah alias non performing loan (NPL) net berada di level 0,78% net dan NPL gross berada di level 2,26% 

Menurut Dian, kenaikan NPL akibat Covid-19 cukup terkendali, hal ini berkat adanya stimulus restrukturisasi kredit terdampak Covid-19  yang dirilis oleh OJK.

“Kebijakan ini efektif dan manfaat kenaikan NPL yang berlebihan dan telah dihentikan 31 Maret 2024, seiring besarnya keyakinan bahwa pemulihan ekonomi terus berlanjut,” ungkapnya. 

Sejalan hal tersebut, kredit restrukturisasi mengalami penurunan loan at risk (LAR) sebesar 10,75% pada Mei 2024, jauh menurun dibanding Mei 2023 sebesar 13,38%. LAR pun diproyeksi kembali ke single digit sebagaimana LAR sebelum pandemi Covid-19. 

Sebagaimana diketahui, nilai kredit restrukturisasi Covid-19 per Mei 2024 atau dua bulan usai pencabutan relaksasi pada 31 Maret 2024 mencapai Rp192,52 triliun, turun dari April 2024 yang mencapai Rp207,4 triliun. Angka ini juga jauh lebih kecil dibanding puncaknya yaitu yang terjadi pada 2020 mencapai Rp830 triliun.

“Potensi peningkatan risiko kredit bank juga telah diantisipasi dengan pembentukan cadangan yang sangat memadai, penyaluran kredit yang hati-hati dan pengawasan dan monitoring kredit yang disalurkan,” ujarnya. 

Pada Juni 2024, rasio total CKPN terhadap total kredit restrukturisasi masih relatif tinggi yaitu 60,64% hal ini mengindikasikan perbankan senatiasa mewaspadai sekaligus mengantisipasi potensi memburuknya kualitas kredit yang direstrukturisasi seiring berakhirnya pelonggaran stimulus.

Dana pihak ketiga (DPK) tercatat berkinerja positif pada Juni 2024 yakni tumbuh 0,27% mtm atau meningkat 8,45% yoy dari sebelumnya 8,63% yoy menjadi Rp8.722 triliun dengan giro menjadi kontributor utama yaitu 13,48% yoy. 

Dian juga menyampaikan fungsi intermedasi mempengaruhi profitabilitas di tengah suku bunga meningkat, return on asset (ROA) perbankan stabil yaitu 2,56% dan net interest margin mencapai NIM 4,56%.

“Permodalan perbankan mencapai 26,17% secara teori sangat kuat sehingga menjadi bantalan mitigasi risiko solid di tengah perekonomian global yang tidak pasti,” ujarnya. 

Likuiditas indistri bank pada Mei 2024 memadai dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 114,58% dan 25,78% atau jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50% dan 10%.

“Kondisi tersebut searah dengan kondisi likuiditas global yang ketat di tengah kebijakan bank sentral yang masih higher for longer, secara umum perbankan masih optimis dengan penyaluran kredit di 2024 sejalan dengan relasi kredit di Juni 2024 dengan tren NPL menurun hingga akhir tahun nanti,” tutup Dian. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper