Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cetak Rugi di Paruh Pertama, Begini Strategi Prudential Syariah pada Semester II/2024

Prudential Syariah mengatakan salah satu faktor penyebab perseroan mencatat rugi adalah karena terjadi penurunan kontribusi asuransi jiwa syariah.
Ilustrasi gedung Prudential Indonesia. Dok Istimewa
Ilustrasi gedung Prudential Indonesia. Dok Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Prudential Sharia Life Assurance atau Prudential Syariah mencatat kerugian Rp64,15 miliar pada Juni 2024. Selain itu perusahaan juga mengalami rugi usaha asuransi Rp46,59 miliar di paruh pertama 2024 ini.

Chief Financial Official Prudential Syariah Paul Setio Kartiono menjelaskan faktor yang membuat asuransi jiwa syariah mencatat kerugian di awal 2024 ini adalah salah satunya karena terjadi penurunan kontribusi asuransi jiwa syariah.

"Kedua, hasil investasi yang mengalami penurunan akibat dari turunnya performa pasar investasi," kata Paul kepada Bisnis, dikutip Jumat (9/8/2024).

Pada Juni 2024, hasil investasi gabungan Prudential Syariah mencatat nilai positif Rp71,41 miliar. Akan tetapi, hasil investasi pada Mei 2024 mencatat hasil negatif yakni -Rp4,55 miliar.

Kemudian, faktor ketiga yang membuat usaha asuransi jiwa syariah turun di paruh pertama 2024 menurut Paul adalah kenaikan klaim di industri asuransi termasuk untuk klaim dari hasil investasi. 

Adapun beban klaim bruto Prutential Syariah pada Juni 2024 sebesar Rp763,06 miliar, naik 43,9% dibanding Rp428,07 miiliar pada Juni 2023.

Untuk semester II/2024 ini, Paul mengatakan pihaknya melakukan beberapa strategi seperti dengan meningkatkan layanan dan produk baru untuk kebutuhan peserta.

"Pada 2023, Prudential Syariah menyalurkan klaim sebesar Rp2,2 triliun dengan rata-rata Rp6 miliar per hari kepada peserta selama 365 hari, yang merupakan bukti peran kami sebagai mitra terpercaya bagi keluarga Indonesia," ujarnya.

Strategi berikutnya adalah dengan terus memberdayakan pelatihan tenaga pemasar profesional. Kemudian, Prudential Syariah juga berinvestasi dalam mengembangkan ekosistem syrariah di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper