Daya Beli Masyarakat
Selain itu, tingkat inflasi juga memengaruhi daya beli masyarakat dan kualitas kredit. Menurutnya, apabila tingkat inflasi rendah, hal ini dapat berkontribusi pada penurunan suku bunga.
“Hal yang tidak kalah penting adalah, stabilitas keuangan global, kondisi pasar global juga memengaruhi kinerja bank, terutama jika bank tersebut memiliki eksposur internasional,” katanya.
Secara umum, Efdinal menyampaikan jika asumsi makro pemerintah untuk tahun depan menunjukkan stabilitas ekonomi, pertumbuhan yang moderat, dan kebijakan moneter yang mendukung, maka proyeksi kinerja bank cenderung positif.
Namun, jika ada ketidakpastian atau tantangan ekonomi global, bank mungkin menghadapi risiko lebih besar, seperti meningkatnya kredit macet atau margin keuntungan yang lebih sempit.
Adapun, dari sisi pengama yakni Peneliti Center of Macroeconomics and Finance Indef Abdul Manap Pulungan menilai asumsi makro yang telah disampaikan pemerintah belum cukup kuat dalam menggerakkan bank untuk berekspansi hingga tahun depan. Apalagi, kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) akan menggerus daya beli masyarakat.
“Kalau daya beli masyarakatnya menurun berarti kan konsumsi terhadap barang-barang jasa akan melambat, tentu perusahaan tidak akan ekspansi dong, karena ekonomi sebagian besar kita ditopang oleh konsumsi rumah tangga atau kekuatan domestik,” ujarnya kepada Bisnis.
Baca Juga
Lalu, apabila kondisi ekonomi domestik stagnan atau tidak berkembang, kata pria yang kerap disapa Ucok, itu artinya menjadikannya tantangan bagi bank untuk meningkatkan jumlah pinjaman yang mereka salurkan.
“Kalau ekonomi domestik tidak bergerak, ini pasti agak sulit untuk mendongkrak permintaan kredit,” ungkapnya.