Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Clipan Finance (CFIN) Revisi Target Laba Tahun Ini, Begini Strateginya

Clipan Finance akan memaksimalkan kolaborasi program kredit dengan Bank Panin hingga mengoptimalkan proses akuisisi kredit demi mencapai target profit.
Nasabah mengakses aplikasi Clipan Mobile Customer di Jakarta Senin (5/2/2024). / Bisnis-Fanny Kusumawardhani
Nasabah mengakses aplikasi Clipan Mobile Customer di Jakarta Senin (5/2/2024). / Bisnis-Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pembiayaan PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN) membuka peluang koreksi target laba pada tahun ini.

Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo mengatakan perusahaan awalnya menargetkan laba Rp300 miliar sampai dengan akhir 2024. Namun, dengan mempertimbangkan kondisi terkini, tidak menutup kemungkinan angka tersebut akan dikoreksi.

"Untuk Tahun 2024, dengan melihat situasi ekonomi yang masih menjadi tantangan termasuk penjualan mobil yang belum membaik, maka kami [tidak menutup kemungkinan] melakukan koreksi," kata Harjanto kepada Bisnis, Selasa (29/102/2024). 

Harjanto mengatakan untuk tetap mencapai laba perusahaan akan menerapkan beberapa strategi. Pertama, CFIN tetap memaksimalkan kolaborasi dengan Bank Panin dengan program Kredit Pemilikan Mobil (KPM) Panin.

Kedua, perseroan melaksanakan joint event dengan dealer. Serta memperbaiki proses akuisisi kredit agar lebih optimal.

"Terakhir, melakukan penetrasi lebih ke product refinancing," kata Harjanto.

Hingga kuartal III/2024, CFIN masih mencatatkan penurunan laba. Adapun laba bersih pada periode tersebut mencapai sebanyak Rp160 miliar, turun 77,60% apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yakni Rp717 miliar.

Harjanto menyiratkan laba kuartal III/2024, sebenarnya tidak dapat dibandingkan dengan tahun lalu begitu saja. Pasalnya pada tahun lalu, laba perusahaan meningkat pesat berkat pemulihan sekali jalan atau recovery one shoot dari write off (WO) PT Indoland pada 2021.

Dia juga menambahkan bahwa pembiayaan baru tahun ini juga cenderung turun, diakibatkan oleh penjualan otomotif yang turun khususnya mobil. Padahal, lanjut dia, pembiayaan CFIN terbesar terdapat pada pembiayaan mobil baru dan bekas.  

Di sisi lain, Harjanto mengatakan kualitas kredit pada 2024 juga kurang baik.  

"Ada beberapa customer corporate yang kesulitan dalam usahanya, maupun agresifnya LSM sebagai penadah unit sehingga proses recovery jadi mahal dan lambat," katanya. 

Dari sisi jumlah pendapatan, CFIN mencatatkan pencapaian sebanyak Rp1,36 triliun per kuartal III/2024. Angka tersebut juga turun sekitar 27,68% apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. 

Sementara dari sisi beban, jumlah beban yang ditanggung perusahaan mencapai sebanyak Rp1,15 triliun, yang naik 28,92% (year on year/YoY) dari sebelumnya Rp899 miliar. Lebih lanjut, jumlah liabilitas yang ditanggung perusahaan mencapai sebanyak Rp4,56 triliun.

Jumlah yang ditanggung tersebut mengalami sedikit peningkatan 4,12% dibandingkan periode akhir 2023. Pada Desember 2023, liabilitas perusahaan mencapai Rp4,38 triliun. 

Ekuitas CFIN mencapai sebanyak Rp5,68 triliun pada kuartal III/2024, yang mana menguat 2,91% (YoY) dibandingkan Rp5,52 triliun per Desember 2023. Pada kuartal III/2024, jumlah aset CFIN mencapai sebanyak Rp10,25 triliun, angka tersebut meningkat 3,45% apabila dibandingkan Rp9,9 triliun pada Desember 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper