Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lender Perorangan P2P akan Dibatasi, Amartha Andalkan Pinjaman Institusi

Pendanaan di Amartha paling banyak berasal dari lender institusi seperti perbankan maupun institusi berskala global.
Logo Amartha/amartha.com
Logo Amartha/amartha.com

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan penyelenggara fintech peer to peer (P2P) lending PT Amartha Mikro Fintech (Amartha) menanggapi wacana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang akan membatasi pendana (lender) perorangan.

Harumi Supit, VP Public Relations Amartha, menjelaskan saat ini dalam menyalurkan pembiayaan produktif bagi UMKM akar rumput, komposisi pendanaan di Amartha paling banyak berasal dari lender institusi seperti perbankan maupun institusi berskala global.

"Total lebih dari 30 institusi telah bergabung untuk mengakselerasi layanan keuangan inklusif," kata Harumi kepada Bisnis, Senin (23/12/2024).

Harumi mencontohkan, Amartha baru-baru ini telah mendapatkan kredit channeling senilai Rp2 triliun dari Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI).

"Belum lama ini SCBI menandatangi komitmen untuk menyalurkan dana senilai Rp2 triliun melalui Amartha kepada 400.000 pengusaha perempuan termasuk di daerah yang masih minim akses keuangan," kata Harumi.

Sebelumnya, Founder & CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra mengatakan klaborasi Amartha dengan SCBI ini diharapkan dapat memperluas akses keuangan digital dan meningkatkan daya saing UMKM, khususnya untuk pengusaha perempuan ultra mikro di luar Pulau Jawa, agar dapat berkontribusi membangun pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.  

“Kami menghargai kerja sama ini dan bangga bisa mengajak Standard Chartered untuk lebih dekat dengan masyarakat akar rumput di Indonesia,” kata Andi.

Adapun secara data industri P2P lending, saat ini lender dari institusi perbankan nasional masih mendominasi. Total outstanding lender institusi perbankan dalam negeri per September 2024 tercatat sebesar Rp42,36 triliun atau 56,88% dari total lender P2P lending pada periode tersebut sebesar Rp74,48 triliun.

Sementara, dari institusi Industri Keuangan Non-bank (IKNB) dalam negeri berkontribusi sebesar Rp1,06 triliun atau 1,43% dari total outstanding lender P2P lending.

Sementara dari luar negeri, lender IKNB berkontribusi sebesar Rp118,28 miliar atau hanya 0,15% dari total lender P2P lending. Sementara lender dari institusi badan hukum lainnya berkontribusi Rp12,12 triliun atau 16,27% dari total lender P2P lending. Dalam periode ini, lender institusi perbankan dari luar negeri masih belum memiliki outstanding pinjaman di P2P lending.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper