Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan outstanding pembiayaan kendaraan bermotor per November 2024 mencapai sebesar Rp347,87 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman mengungkapkan bahwa mayoritas pembiayaan tersebut disalurkan untuk kendaraan baru. Penurunan penjualan kendaraan baru tampaknya tidak berdampak signifikan terhadap pembiayaan di sektor tersebut.
“Dari total outstanding tersebut, sebesar 68,28% adalah pembiayaan kepada kendaraan bermotor baru dengan nilai sebesar Rp237,52 triliun,” kata Agusman dalam jawaban tertulisnya, dikutip pada Senin (13/1/2024).
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil hingga November 2024 masih menorehkan kinerja lesu dibandingkan tahun sebelumnya.
Sepanjang Januari—November 2024, total penjualan mobil secara wholesales tercatat sebesar 784.788 unit atau turun 14,7% secara tahunan (year on year/YoY) dari periode sama pada 2023 sebesar 920.518 unit.
Sementara itu, penjualan ritel juga turun 11,2% (YoY) menjadi 806.721 unit pada periode 11 bulan 2024, dibandingkan 908.473 unit pada periode yang sama 2023.
Baca Juga
Di sisi lain, penyaluran pembiayaan kendaraan listrik per November 2024 mencapai Rp16,69 triliun atau sebesar 1,81% dari total piutang pembiayaan. Dengan melihat perkembangan tersebut serta dukungan pemerintah dalam membangun ekosistem kendaraan listrik, Agusman mengatakan pembiayaan kendaraan listrik ke depan diperkirakan akan kembali mengalami peningkatan.
“Serta dapat berkontribusi dalam mendorong percepatan terbentuknya ekosistem green financing di Indonesia,” kata Agusman.
Secara keseluruhan, OJK mencatat piutang pembiayaan perusahaan multifinance mencapai sebanyak Rp501,37 triliun per November 2024. Angka tersebut naik 7,27% apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Namun demikian, angka tersebut melambat apabila dibandingkan dengan kinerja piutang pembiayaan per Oktober 2024. Adapun pada periode tersebut piutang pembiayaan mencapai sebanyak Rp501,89 triliun.
Dari sisi kredit bermasalah, tingkat non performing financing (NPF) perusahaan multifinance mengalami sedikit peningkatan per November 2024. Adapun rasio NPF gross perusahaan pembiayaan mencapai 2,71% per November 2024.
Angka tersebut mengalami kenaikan dibandingkan 2,60% per Oktober 2024. Namun demikian, angka tersebut masih jauh dari batas yang ditetapkan OJK yakni 5%. Sementara NPF nett mencapai sebanyak sebesar 0,81% per November 2024. Angka tersebut juga meningkat dibandingkan 0,77% per Oktober 2024.
Di sisi lain, gearing ratio perusahaan pembiayaan mengalami penurunan menjadi 2,30 kali per November 2024. Adapun per Oktober 2024 mencapai sebanyak 2,34 kali. Angka tersebut masih berada di bawah batas maksimum 10 kali.