Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) akan merilis laporan keuangan 2024 pada Rabu (5/2/2025) besok. Konsensus analis memprediksi bank pelat merah ini mampu mendongkrak pendapatan maupun laba bersih dari tahun sebelumnya.
Mengutip data Terminal Bloomberg, pendapatan Bank Mandiri diproyeksikan mencapai Rp146,7 triliun hingga akhir Desember 2024. Angka ini lebih tinggi dari realisasi pendapatan per Desember 2023 yang sebesar Rp138,66 triliun.
Sementara itu, laba bersih Bank Mandiri diperkirakan meningkat hingga kisaran Rp56,68 triliun pada 2024, naik sekitar 10,92% dibandingkan pencapaian 2023 yang sebesar Rp51,1 triliun.
Sebagai gambaran, Bank Mandiri membukukan laba bersih sebesar Rp47,17 triliun per November 2024, tumbuh 4,67% dari Rp45,07 triliun pada November 2023.
Bank Mandiri juga telah menyalurkan kredit senilai Rp1.283,44 triliun, tumbuh 22,69% dari Rp1.046,06 triliun. Aset Bank Mandiri tumbuh 13,67% hingga mencapai Rp1.850,52 triliun.
Dari sisi simpanan, BMRI menghimpun dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp1.367,08 triliun, tumbuh 14,67% secara tahunan. Komposisi dana murah alias current account saving account (CASA) Bank Mandiri mencapai 79,48% dari keseluruhan simpanan dengan nilai Rp1.086,52 triliun, tumbuh 15,25% (year on year/YoY).
Baca Juga
Prospek Saham BMRI
Konsensus analis yang dihimpun Bloomberg juga memberikan proyeksi positif terkait prospek saham BMRI. Dari 36 analis, sebanyak 33 di antaranya merekomendasikan beli, 2 lainnya merekomendasikan hold, sedangkan 1 merekomendasikan sell. Target harga rata-rata saham BMRI adalah Rp7.684,59 dalam 12 bulan.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (4/2/2025), harga saham BMRI parkir di zona merah 2,16% atau turun 125 poin dan ditutup pada level Rp5.675. Kapitalisasi pasar alias market cap BMRI mencapai Rp524,4 triliun.
Tren depresiasi terjadi terhadap harga saham BMRI dalam beberapa waktu terakhir. Dalam jangka waktu sepekan, saham bank berlogo pita emas ini minus 6,97%, stagnan dalam jangka waktu sebulan, serta turun 15,93% dalam tiga bulan terakhir.
Sebelumnya, terkait dividen, Bank Mandiri bertekad mempertahankan dividend payout ratio pada level 60%. Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo mengatakan terkait penentuan dividen, perseroan akan terus memperhatikan tingkat permodalan yang optimal untuk mendukung pertumbuhan bisnis secara jangka panjang.
Pertimbangan ini disebutnya juga menjadi bagian dari arahan kebijakan Kementerian BUMN yang menginginkan bank milik negara dapat mendukung pertumbuhan kredit yang sehat dan agresif, dengan tingkat kecukupan modal yang baik.
"Kita ingin sampaikan selama 5 tahun terakhir BMRI telah membagikan dividen yang baik, di mana dividend payout ratio secara konsisten kita bayarkan 60% [dari laba]. Tentu ke depan kami ingin mempertahankan level tersebut," ujarnya dalam Public Expose, Selasa (27/8/2024) silam.
***
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.