Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan keberadaan bank emas alias bullion bank yang akan diresmikan besok (26/2/2025), tentu memberikan keuntungan bagi ekonomi Tanah Air.
Airlangga menuturkan bahwa implementasi kegiatan usaha bullion menjadi langkah strategis dalam mendukung hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri, serta berkontribusi pada pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%.
Berdasarkan kajian dari McKinsey, implementasi kegiatan usaha bullion diproyeksikan dapat memberikan tambahan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia hingga Rp245 triliun dalam beberapa tahun ke depan.
“[Kegiatan ini] menarik investasi senilai Rp47,4 triliun dan peningkatan peredaran uang sebesar Rp156 triliun [meningkat 1,89%],” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (25/2/2025).
Sebagaimana diketahui, pemerintah terus mencari cara untuk menambah PDB agar mampu tumbuh lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan 5%.
Pada 2024, perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp22.139 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp78,6 juta atau US$4.960,3.
Dengan kata lain, adanya potensi penambahan PDB senilai Rp245 triliun setidaknya akan mengerek pertumbuhan ekonomi sebesar 1,1%.
Lebih lanjut, Airlangga menyampaikan bahwa implementasi bank emas turut didukung dengan adanya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, di mana smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) turut menghasilkan emas sebagai produk sampingan dari proses pemurnian tembaga, dengan kapasitas produksi emas hingga 50 ton per tahun.
Airlangga berharap hal ini dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor emas serta memberikan manfaat ekonomi berupa potensi penghematan devisa hingga Rp200 triliun per tahun.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan bahwa Indonesia selama ini belum memiliki lembaga keuangan khusus untuk mengelola emas yang dimiliki negara.
Maka dari itu, bank emas ini akan memberikan solusi untuk pengelolaan cadangan emas dalam negeri, sehingga Indonesia dapat mengoptimalkan potensi sumber daya alamnya.
“InsyaAllah, kami akan resmikan pada tanggal 26 Februari. Ini saya kira pertama kali di Indonesia,” pungkas Prabowo di Istana Merdeka, Senin (17/2/2025).