Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Rencana Beli Surat Utang Rp150 Triliun, BI Bakal Hati-Hati Serap SBN

BI berencana menyerap SBN, tetapi dilakukan dengan hati-hati dan mempertimbangkan besaran pembelian serta kebutuhan likuiditas perekonomian terkini.
Para pekerja melintas di depan kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta pada Senin (19/6/2023). / Bloomberg-Dimas Ardian
Para pekerja melintas di depan kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta pada Senin (19/6/2023). / Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia yang telah berencana membeli Surat Berharga Negara/SBN di pasar sekunder lebih dari Rp150 triliun pada tahun ini, menekankan akan menyerapnya secara hati-hati untuk menstabilkan rupiah

Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) R. Triwahyono menyampaikan bahwa memang BI menyerap SBN, tetapi dilakukan dengan hati-hati dan mempertimbangkan besaran pembelian serta kebutuhan likuiditas perekonomian terkini. 

“Kita lakukan pembelian [dengan hati-hati] dan juga lihat kondisi pasar yang ada jangan sampai mendistorsi harga di market,” ujarnya dalam Taklimat Media, Kamis (6/3/2025). 

Pasalnya, ekonom mewanti-wanti bahwa terus bertambahnya kepemilikan SBN oleh Bank Indonesia bukan akan menstabilkan rupiah, justru berisiko membuat nilai tukar semakin anjlok.

Triwahyono menjelaskan bahwa justru BI berperan sebagai pembeli SBN ketika investor asing meninggalkan pasar SBN secara masif. Dengan kata lain, BI akan menggantikan posisi investor asing yang keluar dari pasar SBN agar rupiah tetap stabil. 

“Ketika asing mau keluar dari pasar SBN, di situ kita stabilisasi dengan cara pembelian, itu kita lakukan dengan hati-hati,” tuturnya. 

Melalui cara tersebut, Triwahyono meyakini dampak rambatan dari penyerapan SBN tersebut tidak akan berdampak terhadap anjloknya rupiah. Pasalnya, stabilisasi rupiah menjadi tugas utama bank sentral. 

Per 5 Maret 2025, posisi kepemilikan SBN oleh BI senilai Rp1.543,95 triliun atau mencakup 24,96% dari total outstanding SBN. 

Posisi tersebut secara persentase terpantau turun dari periode awal Januari 2025 yang sebesar 29,41%, meski secara nominal tetap mengalami kenaikan. 

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan rencananya pembelian SBN sebesar Rp150 triliun tersebut menjadi salah satu jurus untuk menstabilkan nilai tukar rupiah yang diharapkan kembali ke level harapan BI, yakni Rp15.285. 

“Bisa jadi sampai Rp150 triliun bahkan kemungkinan bisa lebih tinggi. Nanti kami akan bicarakan,” ujarnya, Rabu (18/12/2024). 

Dalam rencana tersebut, bank sentral akan memantau berbagai perkembangan dinamika pasar keuangan, uang primer, serta kebutuhan likuiditas sebelum membeli SBN di pasar sekunder.

Terlebih, BI menggunakan SBN sebagai underlying penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Selain berencana membeli SBN senilai Rp150 triliun, Bank Indonesia juga bersiap untuk membeli SBN yang akan mendukung program 3 juta rumah. Sayangnya, BI maupun pemerintah belum memberikan keterbaruan informasi terkait penerbitan SBN Perumahan. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper