Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) akan melaksanakan aksi korporasi berupa pembelian kembali (buyback) saham sebesar Rp1,5 triliun.
Hal tersebut disepakati oleh pemegang saham BNI dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang berlangsung pada Rabu (26/3/2025).
BNI juga melaporkan realisasi keputusan buyback saham periode 16 Maret 2023–15 September 2023. Total saham buyback saat itu sebanyak 40,51 juta lembar dengan rerata harga Rp4.442.
Manajemen BNI menjelaskan bahwa aksi korporasi tersebut berdampak terhadap harga saham BBNI. Price-to-Book Value (PBV) BNI disebut meningkat dari level 1,20 kali pada 15 Maret 2023 atau saat persetujuan pelaksanaan buyback, menjadi 1,40 kali pada 13 September 2024.
Harga saham BBNI pun disebut meningkat dari Rp4.400 per lembar menjadi Rp5.625 per lembar pada posisi yang sama.
Sebelumnya, dalam dalam dokumen keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menyampaikan bahwa buyback saham kali ini akan dilakukan dalam waktu paling lama 12 bulan setelah tanggal RUPST.
Baca Juga
Dia menjelaskan, langkah ini diambil untuk membantu mengurangi tekanan jual di pasar saat indeks harga saham sedang berfluktuasi, sekaligus memberi indikasi kepada investor bahwa BNI memandang harga saham saat ini tidak mencerminkan fundamental perseroan.
Lebih lanjut, BNI disebutnya akan menggunakan arus kas bebas alias free cash flow untuk melakukan buyback saham.
Dengan demikian, hal itu dinilai tidak berdampak secara materiel pada operasional perseroan, sehingga laba rugi diperkirakan masih sejalan dengan target yang ditetapkan.
“Perseroan berkeyakinan bahwa pelaksanaan buyback tidak akan memberikan dampak negatif yang material terhadap kegiatan usaha Perseroan, mengingat Perseroan memiliki modal dan cash flow yang cukup untuk melaksanakan pembiayaan transaksi bersamaan dengan kegiatan usaha Perseroan,” jelasnya, pertengahan Februari lalu.